Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Umumkan Pembebasan Tahanan Palestina Jelang Perundingan Damai

Kompas.com - 29/07/2013, 15:15 WIB
JERUSALEM, KOMPAS.COM — Israel dan Palestina akan memulai kembali perundingan perdamaian langsung yang telah terhenti selama tiga tahun, di Washington pada Senin (29/7/2013) waktu setempat. Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan perundingan itu.

Israel akan diwakili Menteri Kehakiman Tzipi Livni dan Yitzhak Molcho, sementara Palestina akan diwakili Kepala Perunding Saeb Erekat dan Mohammad Shtayyeh, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, dalam sebuah pernyataan. Psaki mengatakan, para prinsipal akan "secara resmi melanjutkan negosiasi langsung status final".

Menjelang perundingan tersebut, Pemerintah Israel, Minggu, menyetujui pembebasan 104 tahanan Palestina, meskipun pendapat umum menentang pembebasan tersebut.

Sebelum pertemuan kabinet mingguannya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendesak pemerintah untuk mendukung pembebasan tahanan itu, meskipun ada semacam persyaratan. "Ini saat yang tidak mudah bagi saya. Ini hal yang tidak mudah bagi para menteri," katanya. "Hal ini tidak mudah terutama bagi sejumlah keluarga, keluarga-keluarga yang berduka, yang suasana hatinya saya pahami. Namun, ada saat-saat di mana keputusan-keputusan sulit harus dibuat demi kebaikan negeri ini, dan ini adalah salah satu dari momen itu."

Langkah tersebut lolos dengan raihan suara 14 berbanding 6. Dua suara lain abstain.

Pada pertemuan hari Minggu itu juga, kabinet Israel menyetujui pembukaan negosiasi diplomatik dengan Palestina dan mengesahkan sebuah tim yang dipimpin Netanyahu dan empat menteri lainnya untuk menjalankan pembebasan tahanan.

Pemungutan suara itu untuk membangun kepercayaan dan membantu dimulainya perundingan Israel-Palestina. Gelombang pertama dari empat gelombang pembebasan itu dijadwalkan akan terjadi setelah perundingan berlangsung.

Sejumlah pengamat melihat langkah-langkah terbaru itu sebagai tanda-tanda bahwa pembicaraan damai yang akan berlangsung bisa berbuah baik. Sejumlah komentar para diplomat juga memunculkan harapan.

John Kerry menegaskan pujiannya untuk Netanyahu dan Mahmoud Abbas dalam pernyataannya hari Minggu. Ia mengatakan, "Kedua pemimpin itu telah menunjukkan kesediaan untuk membuat keputusan sulit yang telah berperan dalam mencapai titik ini. Kami berterima kasih atas kepemimpinan mereka."

Namun, hal itu bukan hanya berada di tangan politisi. Kabinet Israel menyetujui langkah yang menyatakan bahwa setiap kesepakatan dengan Palestina akan diserahkan kepada rakyat Israel untuk memilih.

Masih pada hari Minggu itu, polisi Palestina di Ramallah, Tepi Barat, bentrok dengan para demonstran yang protes dengan dimulainya kembali perundingan dengan Israel. Para pengunjuk rasa mengatakan, pembicaraan itu menunjukkan sebuah "kesediaan mengakui, melawan posisi konsensus nasional Palestina, dan bahkan keputusan dari PLO sendiri" dan menyebut pembicaraan yang direncanakan itu "sangat berbahaya bagi kepentingan nasional Palestina", kata Addameer Prisoner Support dan Human Rights Association, sebuah lembaga swadaya masyarakat Palestina yang berbasis di Jerusalem.

Dan Hamas, yang mengusai wilayah Palestina di Gaza, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka "menolak Otoritas Palestina kembali ke pembicaraan damai dengan pemerintah pendudukan Israel".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN, AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com