Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Mencari Lokasi Baru untuk Tampung Pencari Suaka

Kompas.com - 23/07/2013, 18:25 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

CANBERRA, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr mengatakan, pemerintah negeri itu sedang mencari negara Pasifik lain guna menampung pusat pemrosesan pencari suaka di luar negeri sebagai tambahan fasilitas serupa di Papua Niugini dan Nauru. 


Menurut laporan ABC , Selasa (23/7/2013), Carr sudah mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Kepulauan Salomon, sekaligus menandai berakhirnya keterlibatan militer Australia dalam mencegah Salomon menjadi negara gagal 10 tahun lalu.

Australia sudah memutuskan untuk mengirim semua pencari suaka yang tiba di Pulau Christmas untuk diproses di luar Australia, tetapi muncul kekhawatiran pusat penampungan yang ada di Nauru dan PNG tidak akan mencukupi.

Menlu Carr mengatakan, Australia tidak akan memaksa negara di kawasan Pasifik untuk membantu Australia.

"Bila apa yang kami setujui dengan PNG membuat negara Pasifik lain tertarik, silakan hubungi kami, dan kami akan bekerja sama dengan mereka." kata Carr.

Sementara itu menurut, laporan koresponden Kompas.com di Australia L Sastra Wijaya, pemimpin oposisi Tony Abbott menentang pemerintah untuk segera mengirim para pencari suaka yang tiba baru-baru ini ke Pulau Manus di Papua Niugini.

Sejak kebijakan terbaru ini dikeluarkan Jumat pekan lalu, sebanyak 207 pencari suaka tiba di Australia dan belum satu pun yang dikirim ke luar negeri.

"Belum ada satu pun yang dikirim ke Pulau Manus, dan bila Rudd memang serius guna mengintimidasi penyelundup manusia dan pencari suaka, mereka yang tiba ini harus dikirim ke Pulau Manus sekarang," kata Abbott.

Segera, menurut Abbott, adalah dalam waktu 24 atau 48 jam mendatang. Dalam reaksinya, Menteri Imigrasi Tony Burke mengatakan, para pencari suaka ini harus menjalani pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi dahulu sebelum dikirim ke Manus.

"Hal-hal tersebut tidak bisa dilakukan dalam waktu 24-48 jam dan Tony Abbott tahu hal tersebut," kata Burke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com