Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AL Thailand Bantah Terlibat Perdagangan Pengungsi Rohingya

Kompas.com - 19/07/2013, 18:30 WIB
BANGKOK, KOMPAS.com — Angkatan Laut, Jumat (19/7/2013), membantah pemberitaan yang menyebut personelnya terlibat jaringan penyelundupan dan perdagangan warga minoritas Rohingya yang kabur dari kekerasan sektarian di Myanmar.

Kabar ini pernah diberitakan kantor berita Reuters yang merangkum pernyataan para pengungsi Rohingya dan para tersangka penyelundup manusia.

Dalam penelusuran itu Reuters menemukan adanya kemungkinan oknum anggota AL Thailand yang terlibat dalam perdagangan pengungsi Rohingya.

Jaringan penyelundup manusia, yang berpusat di pantai barat Thailand selatan itu, sudah membawa ribuan warga Rohingya menuju Malaysia, yang dianggap Rohingya sebagai tempat aman karena mayoritas penduduk Malaysia adalah Muslim.

"Tak ada bukti kuat terkait tuduhan itu," kata juru bicara Angkatan Laut Thailand, Wipan Chamachote.

"Kami tidak menemukan indikasi adanya pelanggaran yang dilakukan staf kami terkait warga Rohingya yang memasuki wilayah Thailand. Kami juga tak menemukan bukti adanya transaksi yang terkait perdagangan manusia," lanjut Chamachote.

Dia menambahkan, terbuka kemungkinan orang-orang yang diwawancarai Reuters salah mengidentifikasi pelaku perdagangan manusia sebagai anggota angkatan laut.

"Tapi kami tidak mengatakan bahwa personel aparat keamanan lain terlibat dalam masalah ini," ujar Chamachote.

Patroli keamanan pesisir Thailand dilakukan angkatan laut dan polisi perairan Thailand. Selain itu, terdapat kelompok milisi yang berada di bawah pengawasan militer.

Sebelumnya, PM Yingluck Shinawatra memerintahkan Menteri Tenaga Kerja Thailand untuk menangkap para pelaku perdagangan manusia. Namun, dia tidak menanggapi tuduhan yang ditujukan kepada angkatan laut.

"Seharusnya pemberitaan Reuters itu mendorong PM Yingluck memerintahkan investigasi serius terhadap dugaan keterlibatan anggota AL dalam perdagangan manusia," kata Deputi Direktur Human Right Watch wilayah Asia, Phil Robertson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com