Namun, kini para penyidik memeriksa apakah Carballido Morales telah memalsukan kematiannya sendiri pada 2010 demi menghindari penangkapan terkait dengan pemerkosaan beramai-ramai terhadap seorang perempuan pada 2004.
Carballido Morales nyata-nyata masih hidup telah berkampanye dalam pemilihan itu. Ia muncul dalam acara-acara publik dan memberikan wawancara kepada para wartawan. Namun, dua hari sebelum pemungutan suara, harian lokal Tiempo de Oaxaca melaporkan bahwa pengacara kandidat itu telah menyampaikan sebuah surat kematian palsu kepada pihak berwenang pada 2010.
Dokumen itu, yang telah disahkan oleh seorang dokter, menyatakan bahwa Carballido Morales meninggal karena "sebab-sebab alamiah" setelah koma akibat diabetes, lapor harian itu.
Iliana Araceli Hernandez, seorang jaksa negara bagian untuk urusan kejahatan terhadap perempuan, mengatakan bahwa kantornya meluncurkan sebuah investigasi menyusul laporan tersebut guna menentukan apakah sebuah kejahatan telah dilakukan.
Direktur Pencatatan Sipil Oaxaca, Aide Reyes, mengakui bahwa seorang petugas pelayanan masyarakat telah menandatangani dokumen itu dan bahwa kantornya membuka sebuah penyelidikan.
Ketua Partai Revolusi Demokrat (PRD) yang berhaluan kiri, Rey Morales Sanchez, yang partainya menjadi bagian dari koalisi yang mendukung Carballido Morales, mengatakan kepada AFP bahwa jika wali kota terpilih itu melakukan kejahatan, "Ia harus diganti".
Carbadillo Morales membuktikan sekali lagi bahwa dia masih hidup dan baik-baik saja pada malam sebelum pemilihan. Ia menulis di akun Facebook-nya bahwa ia telah pergi ke kantor kejaksaan untuk meminta informasi berkaitan dengan kejadian yang terkait dengannya, yang benar-benar palsu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.