Kelompok Mujahidin Rakyat Iran (MEK), yang berbasis di Paris, Perancis, itu, mengklaim situs nuklir tersembunyi itu sudah ada sejak 2006.
Baru-baru in, lanjut MEK, serangkaian terowongan bawah tanah baru dan empat depot eksternal baru saja selesai dibangun.
"MEK menemukan bukti kredibel sebuah fasilitas nuklir rahasia. Informasi ini dikumpulkan selama satu tahun dari 50 berbagai sumber," demikian pernyataan Dewan Nasional Resistensi Iran (NCRI), kelompok yang memayungi berbagai kelompok oposisi Iran, termasuk MEK.
Laporan MEK itu juga menyebut Mohsen Fahrizadeh, seorang pejabat senior Garda Revolusi Iran, menjabat sebagai salah seorang direktur perusakan yang mengawasi program-program nuklir, biologi, dan kimia Iran.
MEK melanjutkan laporannya dengan mengatakan bahwa pembangunan fasilitas nuklir itu belum rampung dan tahap berikutnya adalah pembangunan 30 terowongan dan 30 depot.
"Fakta-fakta yang terungkap ini menunjukkan bahwa rezim Mullah tidak memiliki niat untuk menunda atau menghentikan pengembangan senjata nuklir," kata MEK sambil mendesak IAEA mengunjungi fasilitas ini.
MEK juga mengklaim presiden terpilih Iran, Hassan Rohani, yang juga mantan negosiator nuklir, memiliki "peran kunci" dalam pembangunan fasilitas nuklir rahasia ini.
Sementara itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang berbasis di Vienna, Austria, memilih tidak mengomentari klaim MEK.
"IAEA akan mempelajari informasi ini, seperti kami lakukan terhadap semua informasi baru yang kami peroleh," kata Juru Bicara IAEA Gill Tudor.
MEK, yang dibentuk pada 1960-an untuk melawan kekuasaan Shah Iran, dianggap oleh Amerika Serikat dianggap sebagai organisasi teroris hingga tahun lalu.
Selama ini, MEK sudah memberikan sejumlah informasi terkait program nuklir Iran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.