Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Sementara Mesir Janji Segera Gelar Pemilu

Kompas.com - 09/07/2013, 12:07 WIB
KAIRO, KOMPAS.COM — Presiden sementara Mesir menjanjikan pemilu baru pada awal tahun depan setelah 51 orang, kebanyakan pendukung Presiden Muhamad Mursi yang terguling, tewas di luar barak militer di Kairo, Senin (8/7).

Kelompok Ikhwanul Muslimin pendukung Mursi, yang memimpin demonstrasi untuk memprotes penggulingan Mursi oleh militer pada Rabu lalu, telah menyerukan "pemberontakan." Mereka mengatakan tentara dan polisi "membantai" pendukungnya saat shalat subuh di Kairo, Senin kemarin.

Di tengah perpecahan yang melebar di negara yang bergolak itu, Presiden sementara Adly Mansour mengeluarkan sebuah dekrit yang menetapkan jadwal referendum perubahan konstitusi dan kemudian pemilihan parlemen. Menurut dekrit tersebut, seluruh proses itu akan memakan waktu tidak lebih dari 210 hari atau tujuh bulan. Itu berarti pemilu parlemen paling lambat akan digelar pada awal Februari.

Mansour akan mengumumkan tanggal bagi pemilihan presiden setelah parlemen baru bersidang, demikian menurut sebuah draf dekrit berisi 33 artikel itu yang diterbitkan oleh kantor berita resmi MENA pada Senin malam.

Menurut dekrit Mansour itu, sebuah panel yang mewakili lembaga-lembaga politik, agama, dan keamanan akan menyepakati perubahan final konstitusi yang prosesnya telah dihentikan pada masa Mursi dan membawa perubahan itu ke referendum dalam waktu lima bulan. Pemilihan parlemen akan selesai dalam waktu kurang dari tiga bulan setelah konstitusi itu diratifikasi.

Pembantaian di luar markas pasukan elite Pengawal Republik, Senin kemarin, telah membuat rencana Mansour untuk mengumumkan nama perdana menteri baru tertunda. Koalisi oposisi yang longgar yang mendukung pemecatan Mursi telah kehilangan sebuah partai Islam utama, yaitu Partai Al-Nur yang didukung kaum Islam Salafi. Mundurnya Al-Nur merupakan bentuk protes atas aksi pembantaian yang dilakukan militer terhadap para pengunjuk rasa.

Ikhwanul merilis nama-nama 42 orang yang tewas dalam insiden itu, saat kementerian dalam negeri dan militer mengatakan bahwa dua polisi dan seorang prajurit juga tewas. Pihak militer menyalahkan "teroris", sementara para saksi mata, termasuk pendukung Ikhwanul di lokasi kejadian, mengatakan bahwa pasukan keamanan hanya menembakkan tembakan peringatan dan gas air mata, dan bahwa "preman" dalam pakaian sipil melakukan penembakan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Sumber
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com