Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Venezuela Kabulkan Permintaan Suaka Snowden

Kompas.com - 09/07/2013, 09:42 WIB
CARACAS, KOMPAS.com — Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Senin (8/7/2013), meminta Edward Snowden, pembocor data intelijen AS yang kini dalam pelarian, untuk memutuskan apakah dia ingin terbang ke Caracas, ibu kota Venezuela. Snowden telah mengirim permohonan suaka ke negara itu karena mau melarikan diri dari pengadilan AS.

"Kami telah menerima surat permohonan suaka itu," kata Maduro kepada wartawan di istana presiden. "Dia harus memutuskan kapan dia terbang jika dia akhirnya ingin terbang ke sini."

Akhir pekan lalu, para pemimpin sayap kiri Venezuela, Nikaragua, dan Bolivia menawarkan suaka kepada Snowden, yang telah terdampar lebih dari dua minggu di bandara internasional Moskwa sambil menunggu sebuah negara yang mau memberinya perlindungan.

"Kami mengatakan kepada pemuda itu, 'Anda sedang dianiaya oleh kekaisaran, datanglah ke sini'," kata Maduro merujuk kepada Amerika Serikat. Ia menyebut tawaran dari tiga negara Amerika Latin itu sebagai "suaka politik kemanusiaan kolektif".

Namun, Maduro mengatakan, sejauh ini tidak ada kontak dengan Snowden, yang sudah tidak terlihat sejak dia tiba di Moskwa dari Hongkong pada 23 Juni. "Tidak, belum ada (kontak), tapi saya ingin berbicara dengan Snowden," katanya.

Snowden telah mengajukan permohonan suaka ke 27 negara, tetapi mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) AS berusia 30 tahun itu hanya mendapatkan tanggapan simpatik dari beberapa pemimpin sayap kiri Amerika Latin. Beberapa negara Eropa telah menolak permintaannya.

Kedutaan Besar Nikaragua di Moskwa, Senin, menegaskan bahwa pihaknya telah menerima permohonan suaka Snowden, tetapi menekankan belum melakukan kontak dengan pria itu. Presiden Daniel Ortega menegaskan pada Jumat bahwa ia bersedia menyambut Snowden "jika keadaan memungkinkan hal itu."

Pada kenyataannya, terbang keluar dari Bandara Sheremetyevo di Moskwa bisa menjadi masalah karena AS telah mencabut paspor Snowden. Hal itu membuatnya tak punya dokumen perjalanan.

Kuba, titik transit utama dari Rusia dalam perjalanan ke Amerika Latin, pada akhir pekan mendukung tawaran suaka dari Venezuela, Bolivia, dan Nikaragua. Namun, Presiden Raul Castro tidak menunjukkan apakah negaranya akan menawarkan perlindungan kepada Snowden. Snowden diketahui telah melakukan check in untuk penerbangan dengan Aeroflot menuju Havana, ibu kota Kuba, yang berangkat pada 24 Juni. Namun, buronan tersebut tidak ada di dalam penerbangan selama 12 jam itu.

Kalaupun dia memasuki sebuah pesawat, perjalanannya bisa menghadapi rintangan. Presiden Bolivia Evo Morales bahkan terpaksa mengalihkan jetnya pekan lalu ketika beberapa negara Eropa menolak pesawatnya memasuki wilayah udara mereka di tengah kecurigaan bahwa Snowden ada di dalam pesawat yang digunakan Morales. Terkait insiden itu, Morales menuduh Amerika Serikat telah menekan Eropa.

Pelarian Snowden dimulai ketika dia meninggalkan Hawaii menuju Hongkong dan kemudian Moskwa. Aksinya itu menyebabkan sengketa diplomatik antara Amerika Serikat dan beberapa negara, termasuk Rusia, China, dan Brasil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com