Di ibu kota Kairo, ribuan pendukung Muhammad Mursi, Sabtu (6/7/2013), menggelar unjuk rasa di depan barak Pasukan Garda Republik sambil meneriakkan slogan-slogan anti-militer.
Militer Mesir kemudian melepaskan tembakan ke arah para pengunjuk rasa yang menewaskan setidaknya tiga demonstran.
Kekerasan terus berlangsung sepanjang Jumat malam hingga Sabtu pagi di pusat kota Kairo, mengingatkan situasi yang sama dua setengah tahun lalu saat penggulingan Hosni Mubarak.
Bedanya, massa yang dulu bersama-sama menggulingkan Mubarak kini berseberangan dan bahkan baku hantam membela keyakinan masing-masing.
Di tengah meningkatnya aksi kekerasan ini, Presiden Interim Mesir Adli Mansouy menggelar pembicaraan dengan panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Abdul Fattah al-Sisi dan Menteri Dalam Negeri Mohammed Ibrahim yang membawahi kepolisian.
Ini adalah kali pertama Mansour bekerja di kantor presiden sejak dilantik pada Kamis (4/7/2013), setelah militer menggulingkan Mursi, presiden pertama Mesir yang dipilih secara demokratis.
Kini di Mesir terdapat dua "pasukan besar" para pengunjuk rasa, yang disulut kemarahan dan berusaha untuk menyerang kelompok yang lain.
Aksi kekerasan juga terjadi di kota-kota di wilayah selatan Mesir di sepanjang Terusan Suez dan Delta Sungai Nil yang mengakibatkan sedikitnya 200 orang terluka.
Di kota El-Arish, Sinai Utara, empat orang tewas setelah para pendukung Ikhwanul Muslimin menyerang sebuah kantor pemerintah.
Secara keseluruhan, sejauh ini dikabarkan 36 orang tewas, termasuk 12 orang di Alexandria.
Kerusuhan ini terjadi seusai shalat Jumat (5/7/2013), setelah Ikhwanul Muslimin mendorong pendukungnya turun ke jalan untuk apa yang mereka sebut sebagai "Jumat Kemarahan".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.