Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Mesir, 1 Wartawan Tewas, 10 Terluka

Kompas.com - 04/07/2013, 07:19 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

KAIRO, KOMPAS.com — Reporters Without Borders mengutuk banyaknya tindak kekerasan terhadap jurnalis selama demonstrasi oposisi di Mesir. Mereka mendesak pihak berwenang melindungi wartawan dan membatalkan tindakan sewenang-wenang yang mengancam kemerdekaan media pemerintah maupun swasta.

Menurut laporan kementerian kesehatan publik yang dirilis kemarin, sebanyak 781 orang terluka dan 16 tewas selama demonstrasi pada tanggal 30 Juni. Setidaknya, satu wartawan tewas dan sepuluh yang lain terluka selama unjuk rasa besar-besaran yang mengguncang Mesir sepekan terakhir.

Lebih dari 10 wartawan diserang saat meliput demonstrasi dan bentrokan antara penentang pemerintah dan Ikhwanul Muslimin di Kairo maupun daerah lain di Mesir. Otoritas keamanan diminta melakukan penyelidikan independen atas aksi kekerasan tersebut sehingga para pelaku tak dibiarkan begitu saja.

Komite untuk Melindungi Wartawan melaporkan bahwa seorang wartawan tewas dan tujuh lainnya terluka pada tanggal 28, 29, dan 30 Juni. Wartawan yang dilaporkan tewas adalah Salah El-Din Hassan, reporter untuk Shaab Masr. Dia sedang meliput protes di Port Said pada 28 Juni ketika ia tewas oleh bom rakitan dari orang tak dikenal di tengah kerumunan pengunjuk rasa.  Seorang mahasiswa muda Amerika ditikam sampai mati saat memotret demonstrasi di Alexandria sehari sebelumnya, 28 Juni.

Asosiasi Kebebasan Berpikir dan Berekspresi, sebuah LSM Mesir, melaporkan bahwa Mohamed Heeza, seorang jurnalis yang bekerja untuk Welad El Balad Media diculik selama demonstrasi pada 27 Juni di Mansourah, sebuah kota 120 km sebelah barat laut dari Kairo, di mana lebih dari 200 orang terluka.

Setelah ditahan selama sekitar tujuh jam, disiksa dengan sengatan listrik, dan ditanya tentang rekan-rekannya di Welad El Balad, Heeza ditinggalkan di pinggir jalan di Mansourah. Dokter yang memeriksa dia menegaskan bahwa kejutan listrik telah diberikan ke berbagai bagian tubuhnya. Heeza mengatakan barang pribadinya juga dirampok.

Sementara itu, Kedutaan Belanda menyatakan, seorang wanita muda Belanda diserang di Tahrir Square Kairo pada 28 Juni. Menurut laporan, ia memotret demonstrasi ketika ia diperkosa oleh lima orang.

Sebuah kelompok yang disebut Operasi Anti-Pelecehan Seksual mengatakan, setidaknya ada 46 kasus pelecehan seksual selama demonstrasi pada 30 Juni di Tahrir Square. Fotografer Omar Al-Zohairy harus masuk rumah sakit setelah orang tak dikenal menyerang dia di dekat Tahrir Square pada malam 30 Juni dan mencuri peralatannya.

Serangan juga dialami kru berita Kairo yang tengah meliput puncak protes pada 30 Juni. Demikian juga teknisi peralatan satelit, Mohamed Zidan, harus mengalami patah kaki. Sementara juru kamera Gad Alhak menerima beberapa pukulan yang butuh perawatan rumah sakit dan sound engineer Kareem Hanafy menderita beberapa luka-luka. Peralatan senilai 140.000 dollar Amerika, menurut perusahaan itu, sebanyak 80 persennya hancur.

Sumber: http://en.rsf.org


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com