Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rangkaian Pengawasan untuk Bank Vatikan

Kompas.com - 27/06/2013, 02:03 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber BBC
VATIKAN, KOMPAS.com — Dugaan skandal pencucian uang di Bank Vatikan adalah alasan Paus Fransiskus membentuk komisi khusus, Rabu (26/6/2013). Bank yang bernama resmi Lembaga Pekerjaan Agama (The Institute for Religious Works) ini adalah bank paling tertutup di dunia, sementara nilai aset yang dikelola mencapai 7,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 700 triliun.

Sebelumnya, di pertengahan Juni 2013, Paus Fransiskus juga sudah terlebih dahulu menunjuk seorang pemuka gereja tepercaya untuk mengawasi pengelolaan bank ini. Bank Vatikan, yang memiliki 114 karyawan, dilanda serangkaian tuduhan praktik pencucian uang, tahun lalu. Komisi yang baru saja dibentuk ini bertugas memastikan bank beroperasi dalam "harmoni" sesuai misi gereja.

Komisi tersebut beranggotakan seorang perempuan profesor hukum dari Harvard dan empat pemuka gereja senior. Empat pemuka itu adalah Kardinal Italia Raffaele Farina, Kardinal Perancis Jean-Louis Tauran, Uskup Spanyol Juan Ignacio Arrieta Ochoa de Chinchetru, dan pemuka gereja dari Amerika Serikat, Monsignor Peter Bryan Wells.

Adapun pemuka gereja tepercaya yang sebelumnya diminta mengawasi Bank Vatikan adalah Monsignor Battista Mario Salvatore Ricca. Dia pada 15 Juni 2013 ditunjuk Paus Fransiskus menjadi uskup interim bank, menjadi "wakil" Paus di lembaga itu.

Pada Februari 2013, pengacara Jerman, Ernst von Freyberg, ditunjuk menjadi pimpinan baru bank ini. Penunjukannya terjadi delapan bulan setelah pendahulunya digulingkan di tengah penyelidikan skandal pencucian uang di Bank Vatikan.

Pengangkatan Freyberg merupakan salah satu keputusan penting terakhir pendahulu Paus Fransiskus, Paus Benediktus XVI. Setelah diangkat, Freyberg mengatur pemeriksaan terlembaga terhadap 19.000 rekening di Bank Vatikan. Sebagian besar rekening itu dimiliki karyawan Vatikan, kegiatan amal, pastur, dan suster.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com