Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anyir Darah Masih Tercium di Pakistan

Kompas.com - 24/06/2013, 20:41 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Ternyata, Pakistan sejak 2010 silam sampai kini masih menjadi tempat berdarah lantaran berbagai pembunuhan akibat serangan berdarah kelompok ekstrem. Bau anyir darah masih tercium hingga sekarang.

Salah satu kelompok yang acap mengklaim melakukan kekerasan itu adalah Jundullah. Kelompok ini, tulis AP pada Senin (24/6/2013), merupakan sayap dari Taliban Pakistan.

Setelah penyerangan mematikan terhadap 10 dari 11 turis mancanegara di Gilgit-Batistan pada Minggu (23/6/2013), Pakistan masih memunyai rentetan daftar pembunuhan itu. Total ada 77 orang korban tewas kata data termutakhir Kementerian Dalam Negeri Pakistan.

Pada 3 Februari 2010, sedikitnya 10 korban tewas, termasuk tentara AS serta 70 lainnya terluka. Penyebabnya, serangan bom terhadap sebuah konvoi tentara dekat sekolah di Barat Laut Pakistan. Para tentara dalam konvoi itu justru merupakan kontingen tentara Pakistan antiperlawanan militan.

Pangan

Lalu, pada 25 Desember 2010, serangan bom dengan target Program Pangan PBB di Bajaur terjadi. Korban tewas adalah 47 warga lokal. Gara-gara itu, PBB menghentikan bantuan pangan untuk Pakistan.

Pada 11 Mei 2011, kelompok bersepeda motor meledakkan dua granat tangan di Kantor Konsulat Saudi Arabia di Karachi. Tak ada korban dalam insiden itu. Tapi, karuan saja, Arab Saudi mempertanyakan penjagaan keamanan di kota dengan penduduk terbesar di Pakistan itu.

Pada 5 April 2012, giliran Konsulat AS di Peshawar dihantam serangan bersenjata. Insiden itu menewaskan delapan orang. Dua di antaranya adalah petugas keamanan.

Kemudian, pada 28 Februari 2012, seorang turis perempuan asal China dan seorang kawannya ditembak mati oleh kelompok Taliban Pakistan. Waktu itu, kedua korban tengah berfoto di Peshawar.

Setahun silam pada 23 Juli, sedikitnya dua orang termasuk seorang personel keamanan terluka gara-gara ledakan bom di dekat Konsulat China di Karachi.

Selanjutnya, pada 3 September 2013, sebuah ledakan bom bunuh diri di dekat konvoi Konsulat AS di Peshawar menewaskan dua orang dan melukai dua lainnya. Sementara, menurut Menteri Informasi Mian Iftikhar Hussain mengatakan dalam serangan itu ada sedikitnya empat orang tewas. Dari jumlah itu, termasuk di antaranya dua orang Amerika Serikat.

Satu tahun lalu, pada 15 September, sedikitnya satu orang tewas dan sepuluh lainnya terluka kala bentrokan antara polisi dan pendemo tak terelakkan. Para pengunjuk rasa berniat menyerang ke gedung Konsulat AS di Karachi. Kejadian itu terkait dengan unjuk rasa ratusan massa yang memprotes sebuah film yang dianggap melecehkan Islam.

Terakhir, pada 30 April 2013, sedikitnya sepuluh orang termasuk dua diplomat Afganistan meregang nyawa lantaran serangan bom yang diletakkan di sebuah sepeda motor menghantam konvoi di dekat sebuah universitas di Peshawar.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com