Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kantor PBB di Somalia Diserang, 14 Tewas

Kompas.com - 20/06/2013, 00:22 WIB

MOGADISHU, KOMPAS.com — Setidaknya 14 orang tewas dan 15 lainnya luka-luka dalam serangan terhadap markas PBB di ibu kota Somalia, Mogadishu, Rabu (19/6/2013). Mereka yang tewas adalah penyerang, pegawai PBB, dan warga sipil.

Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Somalia, Abdikarim Hussein Guled, mengatakan, tujuh penyerang, empat pegawai PBB, dan tiga warga sipil tewas. Al-Shabaab, kelompok gerilyawan yang dituding terkait dengan Al Qaeda, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut melalui pernyataan di Twitter.

Perdana Menteri Somalia, Abdi Farah Shirdon, menyesali serangan yang dia sebut sebagai "tidak masuk akal dan hina" ke kantor PBB ini. "Saya dan seluruh rakyat Somalia terkejut bahwa mereka harus menjadi sasaran dan korban kekerasan biadab tersebut," kata dia.

Serangan ini memperpanjang daftar insiden konflik sipil di negeri itu. Bulan lalu, bom bunuh diri menyasar rombongan delegasi Qatar. Delapan orang tewas dalam serangan yang juga diklaim dilakukan oleh Al-Shabaab itu.

Sedangkan serangan pada April 2013 ke sebuah gedung pengadilan menewaskan 29 orang, dengan mayoritas adalah penyerang yang tewas dalam baku tembak dengan petugas keamanan.

Serangan ke kantor PBB pada Rabu ini diawali dengan satu bom bunuh diri di depan pintu masuk kompleks PBB. Lokasi kantor berada di dekat bandara. Penyerang lain yang juga mengenakan rompi penuh bom menerjang masuk kompleks tersebut.

Berdasarkan keterangan petugas polisi setempat, Hussein Ahmed, serangan ini menghancurkan kawasan kompleks PBB di Mogadishu. Bus dan mobil di sekitar gedung terempas, menumpuk dalam posisi rusak. Jendela apartemen di sekitar kompleks hancur, sementara darah dan bagian tubuh berceceran.

Shirdon menyatakan kepada warganya bahwa Pemerintah Somalia tetap memegang kendali keamanan. "Semua pikiran dan doa kami dengan rekan-rekan PBB kami hari ini," kata Shirdon. Dia pun mengatakan, Al-Shabaab tak akan bisa menghentikan proses perdamaian yang sedang berjalan. "Kekerasan tidak akan menang," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com