Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Pengantin Perempuan Dipaksa Lakukan Tes Keperawanan

Kompas.com - 11/06/2013, 15:40 WIB

NEW DELHI, KOMPAS.COM Ratusan perempuan di India diyakini telah dipaksa untuk melakukan tes keperawanan dan kehamilan menjelang sebuah upacara pernikahan massal. Sejumlah saksi mengatakan, sekitar 450 perempuan harus menjalani tes keperawanan di distrik Betul yang diselenggarakan oleh pemerintah Madhya Pradesh.

Upacara pernikahan Mukhyamantri Kanyadan Yojna dibiayai oleh pemerintah dan bertujuan untuk membantu para perempuan dari keluarga miskin agar dapat menikah. Namun menurut laporan Times of India pekan lalu, para perempuan itu dipaksa untuk melakukan tes yang diduga atas perintah pemerintah karena percaya bahwa perempuan yang ambil bagian dalam upacara itu akan menerima hadiah.

Sembilan perempuan dilaporkan kemudian ditemukan hamil dan dilarang untuk mengikuti upacara pernikahan tersebut.

Namun, para pejabat pemerintah membantah tes keperawanan telah dilakukan. Mereka mengatakan bahwa tes itu guna memastikan para perempuan itu tidak hamil.

Di India, keperawanan seorang pengantin perempuan sangat berharga dan seks pra-nikah disukai.

Komisi Nasional untuk Perempuan India kini mendesak pemerintah Madhya Pradesh untuk menjelaskan masalah itu. Girija Vyas, Ketua Komisi Nasional untuk Perempuan India, mengatakan, "Tindakan memalukan semacam itu, bahwa gadis-gadis harus menjalani tes untuk membuktikan kesucian mereka guna mendapatkan bantuan keuangan pemerintah, merupakan hal tercela dan tidak bisa ditoleransi dalam masyarakat yang waras.

Rajest Prasad Mishra, pejabat distrik Betul, menambahkan, "Saya telah memberikan perintah untuk menyelidiki keluhan tentang dugaan tes keperawanan dan kehamilan yang dilakukan terhadap calon pengantin itu."

Tahun 2009, lebih dari 150 perempuan diduga telah dites atas perintah pemerintah.

Pernikahan massal, yang umumnya diselenggarakan oleh organisasi sosial, merupakan hal yang umum di India, tempat bagi kebiasaan mahar masih tersebar luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com