Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

33 Orang Tewas dalam Upacara Sunat Tradisional

Kompas.com - 23/05/2013, 16:08 WIB

PRETORIA, KOMPAS.com — Sebanyak 33 orang pria dikhawatirkan tewas dalam dua pekan terakhir di Afrika Selatan (Afsel) setelah mereka mengikuti sebuah upacara inisiasi tradisional yang terdiri atas upacara penyunatan dan ujian bertahan hidup.

Kepolisian Afrika Selatan memastikan tengah menyelidiki dugaan pembunuhan dalam inisiasi tradisional di Provinsi Mpumalanga ini yang disebut Presiden Jacob Zuma sebagai sebuah hilangnya banyak nyawa pemuda dengan sia-sia.

Puluhan ribu pemuda Afsel berpartisipasi dalam sebuah upacara inisiasi tradisional tahunan. Praktik sunat merupakan salah satu agenda upacara tradisional ini.

Meski korban jiwa dalam acara tradisional ini sangat jarang terjadi, angka korban tewas yang tinggi tahun ini memicu desakan warga Afsel agar pemerintah meninjau kembali kebijakan terhadap sekolah-sekolah tradisional dan upacara inisiasinya.

Sekitar separuh pria Afsel kini menjalani penyunatan yang dipromosikan pemerintah sebagai salah satu kunci dalam memerangi HIV/AIDS.

Dari jumlah itu, sekitar separuhnya disunat dalam usia 10 hingga 15 tahun sebagai bagian dari upacara inisiasi tradisional, yang biasanya berlangsung selama tiga pekan.

Mantan Presiden Afsel Nelson Mandela mengatakan dalam otobiografinya bahwa upacara inisiasi itu sebagai sebuah persiapan spiritual untuk menghadapi ujian kedewasaan pria.

Namun, apa yang sebenarnya terjadi dalam inisiasi tradisional ini masih menjadi misteri. Yang jelas para peserta inisiasi mengecat tubuh mereka dengan cat warna merah.

Peserta inisiasi akan tinggal dalam waktu lama di semak belukar Afrika dengan pakaian minim atau tanpa busana sama sekali. Beberapa dari mereka bahkan disajikan ramuan herbal untuk diminum.

Di masa lalu, kematian peserta inisiasi lebih banyak disebabkan oleh gagalnya proses sunat, infeksi, kehilangan banyak darah, dehidrasi, serta hipotermia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com