Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filipina: Perundingan Damai dengan Komunis Gagal

Kompas.com - 29/04/2013, 14:44 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Pemerintah Filipina, Senin (29/4), mengatakan, perundingan perdamaian dengan pemberontak komunis telah berantakan dan target mengakhiri pemberontakan yang telah berlangsung selama beberapa dekade itu pada 2016 tidak mungkin tercapai.

Pemerintahan Presiden Filipina, Benigno Aquino, mencari "pendekatan baru" setelah hampir tiga tahun perundingan gagal dan ada gelombang baru kekerasan mematikan, kata kepala perunding pemerintah Alex Padilla kepada AFP. "Kami berada di jalan buntu sekarang. Apakah kami berunding atau tidak, kekerasan yang sama berlanjut, tidak ada yang berubah. Jadi mengapa kami memaksa diri untuk berunding?" kata Padilla.

Aquino telah mengatakan ia ingin mencapai kesepakatan damai guna mengakhiri pemberontakan 44 tahun itu, yang telah merenggut sekitar 30.000 jiwa, sebelum masa jabatannya berakhir pada 2016. Saat ditanya tentang jangka waktu itu, Padilla mengatakan, "Itu sudah berakhir."

Pemerintah dan pemberontak awalnya menimbulkan harapan pada awal 2011 saat mereka mengatakan bahwa mereka berada di jalur yang benar. Harapan itu muncul ketika mereka mengumumkan setelah pembicaraan tingkat tinggi di Norwegia bahwa kedua belah pihak telah berkomitmen untuk menandatangani kesepakatan damai pada Juni 2012. Namun negosiasi nyaris tidak berkembang setelah itu.

Padilla menyalahkan kepemimpinan partai komunis yang berbasis Belanda, Front Demokratik Nasional (FDN), untuk kegagalan itu. Ia menuduh FDN menetapkan kondisi baru dan tidak mungkin untuk pembicaraan, seperti pelepasan pemberontak senior yang telah ditangkap. Dia mengatakan hal itu telah menjadi taktik para pemberontak dalam lebih dari dua dekade pembicaraan damai dengan pemerintahan sebelumnya, dan mempertanyakan ketulusan mereka dalam mencari perdamaian.

Padilla mengatakan, pemerintah belum memutuskan "pendekatan baru" untuk berurusan dengan pemberontak tapi ingin membuka kembali negosiasi di beberapa titik.

Militer memperkirakan para pemberontak hanya memiliki pasukan sekitar 4.000 orang, turun dari sekitar 26.000 orang pada puncaknya pada 1980-an. Namun, mereka tetap berbahaya, terutama di daerah pedesaan di mana mereka dapat mengandalkan dukungan dari penduduk lokal.

Para pemberontak menjadi lebih aktif menjelang pemilu sela bulan depan ketika ribuan posisi lokal akan diperebutkan. Kelompok itu membunuh dua pengikut seorang politisi pada 20 April, dan militer telah menuduh mereka memeras hingga jutaan dolar dari banyak calon dengan imbalan yang memungkinkan mereka untuk kampanye secara bebas. Militer pada Februari mengatakan bahwa para pemberontak menewaskan 164 tentara, polisi, pasukan keamanan dan warga sipil sepanjang tahun 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com