Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbatasan Korut Tertutup untuk Turis

Kompas.com - 10/04/2013, 10:20 WIB

DANDONG, KOMPAS.com — Pelintasan perbatasan terbesar antara Korea Utara dan China telah ditutup untuk rombongan wisatawan, kata seorang pejabat China, Rabu (10/4/2013), saat ketegangan nuklir meningkat. Namun, perjalanan untuk urusan bisnis masih diperbolehkan.

Seorang pejabat di Kantor Perbatasan Dandong, yang tidak mau menyebutkan namanya, mengatakan kepada AFP, "Agen-agen perjalanan tidak diperbolehkan untuk membawa rombongan wisatawan ke sana (Korea Utara) karena Pemerintah Korea Utara kini meminta orang asing untuk meninggalkan negara itu. Sejauh yang saya tahu, para pelaku bisnis dapat masuk dan meninggalkan Korea Utara dengan bebas," tambahnya.

China merupakan sekutu utama satu-satunya bagi Korea Utara dan penyedia sebagian besar barang perdagangan dan bantuan. Sebagian besar bisnis itu melewati Dandong.

Seorang perempuan bermarga Wu di sebuah agen perjalanan di kota itu mengatakan, pemerintah kota mengatakan pada hari Selasa bahwa karena ketegangan di Pyongyang, perusahaan perjalanan Dandong tidak dapat melakukan perjalanan wisata ke Korea Utara mulai hari Rabu. "Itu benar-benar (keputusan) Korea Utara karena biro perjalanan mengatakan kepada kami 'Korea Utara kini tidak lagi mengizinkan rombongan tur masuk'," kata perempuan itu.

Seorang fotografer AFP di perbatasan itu pada Rabu melihat sejumlah mobil dan kendaraan yang lebih besar melewati jembatan sungai Yalu yang menandai perbatasan di kedua arah.

Kemarin, Pyongyang menyarankan kepada warga asing untuk meninggalkan Korea Selatan karena Semenanjung Korea sedang menuju perang "nuklir". Pekan lalu Pemerintah Korea Utara juga memperingatkan kedutaan besar di Pyongyang untuk mempertimbangkan langkah evakuasi karena pihaknya tidak dapat menjamin keamanan para diplomat "jika konflik terjadi". Namun, pernyataan itu secara luas hanya dianggap sebagai retorika kosong. Sebagian besar kantor kedutaan di sana menegaskan, mereka tidak punya rencana untuk menarik personelnya.

Semenanjung Korea telah berada dalam siklus ketegangan militer yang meningkat sejak uji coba nuklir ketiga Korut pada Februari, yang memicu sanksi keras PBB. Retorika perang Pyongyang telah mencapai puncaknya beberapa pekan terakhir. Korut hampir setiap hari melontar ancaman serangan terhadap pangkalan militer AS dan Korea Selatan. Ancaman itu merupakan tanggapan terhadap latihan militer gabungan Korea Selatan-AS yang sedang berlangsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com