Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu Tanpa Chavez

Kompas.com - 07/04/2013, 08:53 WIB

Oleh: Diah Marsidi

Kalau Anda bertanya kepada seorang Venezuela mengenai Hugo Chavez, kemungkinan jawabannya hanya dua: cinta atau benci. Chavez memecah rakyat negara kaya minyak itu menjadi dua kubu berlawanan. Namun, selama hampir dua dekade, dia menguasai panggung politik dengan memenangi semua pemilihan di mana dia menjadi kandidat—tiga pemilu presiden dan sebuah referendum.

Presiden selama 14 tahun itu meninggal tanggal 5 Maret lalu, dan hari Minggu depan, tanggal 14 April 2013, rakyat Venezuela akan memberikan suara menentukan penggantinya. Dari tujuh kandidat, dua orang sejak awal menguasai gelanggang. Mereka adalah Nicolas Maduro (50), penjabat presiden yang adalah kandidat dari Partai Sosialis Bersatu (PSUV)-nya Chavez, dan kandidat aliansi oposisi MUD, Henrique Capriles (40), yang pada pemilu presiden 2012 dikalahkan Chavez dengan suara 44 berbanding 55.

Untuk pertama kalinya dalam belasan tahun ini, rakyat Venezuela tidak melihat nama Hugo Chavez sebagai kandidat. Namun, bahkan setelah dia meninggal, Chavez tetap mendominasi ajang kampanye, baik di kubu Maduro maupun di kubu Capriles.

Kematian Chavez mengguncang Venezuela. Para pendukungnya, yang disebut Chavista, mengungkapkan kedukaan secara terbuka. Sampai hari ini, lebih dari sebulan setelah kematian Chavez dan beberapa pekan setelah pemakamannya, mereka masih mengantre mengunjungi tempat peristirahatan terakhirnya di Museum Militer, kawasan 23 de Enero, Caracas. Sementara itu, kelompok oposisi, yang sebagian besar didukung kelas menengah (yang bersama kaum kaya disebut Chavez semasa hidupnya sebagai musuh dari dalam), umumnya tidak bereaksi konfrontatif setelah Chavez meninggal.

Dalam pesan yang disiarkan televisi sebelum Chavez pergi ke Kuba, Desember lalu, untuk operasi kankernya, dia mungkin merasa harus menyiapkan pengganti. Dia meminta para pendukungnya untuk memilih Maduro dalam pemilu seandainya terjadi apa-apa dengan dirinya.

Gelombang emosi di kalangan Chavista yang ditimbulkan oleh meninggalnya Chavez itu tampaknya dimanfaatkan betul oleh Maduro (sampai-sampai kalangan oposisi ”menuduh” gagasan membalsem Chavez yang gagal itu adalah upayanya untuk mengobarkan dukungan rakyat). Masa kampanye yang dimulai tanggal 2 April dibuka Maduro di tempat asal Chavez, Sabaneta de Barinas. Dia berpidato di bawah billboard wajah Chavez. Dan, dalam rapat-rapat kampanyenya, dia memutar rekaman suara almarhum presiden itu, memimpin massa menyanyikan lagu kebangsaan.

Maduro terus-menerus mengobarkan kenangan akan Chavez serta menyebut dirinya pengikut dan putra Chavez. Kalau tidak mendukung perjuangan Chavez (dengan memilih dirinya), itu adalah pengkhianatan pada bangsa. Dia mengingatkan bahwa dialah pewaris yang ditunjuk Chavez, dan jajak pendapat menunjukkan dia unggul belasan poin dari Capriles.

Sementara dalam kampanye kubu oposisi, bayangan Chavez juga tetap ada. Capriles dalam perjalanan kampanye di seluruh negeri juga menyebut-nyebut Chavez untuk menargetkan Maduro yang disebutnya tidak ada apa-apanya dibandingkan Chavez. ”Nicolas, Anda bukan Chavez,” kata Capriles.

Kandidat oposisi itu mengatakan, dia bisa menang karena Maduro tidak mempunyai karisma dan kepemimpinan. Kalau menang, Capriles bermaksud memotong subsidi minyak ke Kuba dan memperbaiki hubungan dengan Washington.

Seminggu menjelang pemilu, kedua kubu saling serang kata-kata. Rakyat akan menentukan apakah bayang-bayang Chavez masih cukup kuat untuk menang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com