JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair prihatin terhadap konflik di Suriah yang sampai saat ini tidak menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Indonesia diminta berkontribusi lebih banyak membantu penyelesaian konflik tersebut.
"Beliau (Tony) menyatakan sama seperti Indonesia, prihatin melihat perkembangan di Suriah yang tidak menunjukkan tanda-tanda kemajuan," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa seusai pertemuan antara Presiden SBY dengan Tony Blair di Kantor Presiden di Jakarta, Rabu (20/3/2013).
Namun Marty mengatakan pertemuan Presiden dan Tony belum sampai pada usul penyelesaian masalah Suriah. "Belum. Tapi tadi bapak Tony Blair menyampaikan bahwa beliau memiliki keyakinan Indonesia dengan pengaruh dan kemampuannya bisa terus meningkatkan kontribusi terhadap penyelesaian masalah di timur tengah."
Marty mengatakan, Tony yang hadir sebagai utusan internasional untuk mengurusi masalah timur tengah menjelaskan berlarutnya konflik di Suriah lantaran kelompok oposisi semakin keras. Akibatnya, semakin sulit mencari penyelesaian.
Ke depan, kata Marty, yang diperlukan adalah bentuk penyelesaian yang tidak harus 100 persen, namun minimal sudah ada kerangka penyelesaiannya. "Bapak Presiden menegaskan tiga prinsip utama yang harus dimajukan, yakni segera akhiri kekerasan, bantuan kemanusiaan, dan proses politik," kata Marty.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.