Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Bisa Dituntut karena Telantarkan Orangtua

Kompas.com - 19/03/2013, 10:23 WIB

BEIJING, KOMPAS.com Banyak anak tidak pernah mengunjungi orangtuanya yang sudah renta di sebuah rumah dengan 50 tempat tidur di kota Qufu, Provinsi Shandong di China timur. Dengan tidak berkunjung, anak-anak itu menghindari kecaman bahwa mereka tidak merawat orangtuanya, kata Yang Youling (47 tahun), kepala pusat perawatan orang lanjut usia (lansia) di kota itu, kota asal Konfusius, filsuf China yang memberi nasihat tentang berbakti kepada orangtua. "Anak-anak itu merasa malu jika terlihat," kata Yang.

Namun, sebentar lagi mereka akan punya masalah baru. Mulai 1 Juli, berdasarkan sebuah undang-undang yang mengharuskan perawatan terhadap orangtua, para lansia di China bisa menuntut anak-anaknya yang tidak cukup sering mengunjungi mereka. Pemerintah China perlu menerapkan undang-undang semacam itu. Soalnya, dengan perkiraan populasi lansia di China menjadi dua kali lipat dalam 40 tahun ke depan (bisa mencapai 487 juta orang), pemerintah negara itu perlu membatasi biaya perawatan buat lansia.

"Masalah orang lanjut usia di China berada pada skala dan kecepatan yang tidak ada bandingannya dengan tempat lain di dunia," kata Yuan Xin, direktur pusat penelitian strategi pengembangan lanjut usia Universitas Nankai di Tianjin, dan anggota komite penasihat untuk aturan baru itu. "Kekhawatiran saya adalah bagaimana kita dapat memiliki pembangunan ekonomi berkelanjutan sambil tetap menjaga nilai-nilai Konfusianisme seperti menghargai dan merawat orangtua," katanya.

Secara tradisional, anak-anak China tinggal bersama orangtua mereka dan merawat mereka sesuai dengan ajaran Konghucu. Hubungan itu kini terkikis saat kebijakan satu anak meningkatkan beban pada keturunan tunggal dan orang-orang pindah ke kota-kota untuk mencari pekerjaan.

Sebagai tanggapan, pemerintah mengubah undang-undang perlindungan hak dan kepentingan orangtua pada Desember dengan memasukkan persyaratan kunjungan dan sebuah ketentuan bahwa majikan menyetujui cuti yang diperlukan, tetapi tidak menentukan seberapa sering seharusnya kunjungan itu dilakukan.

Undang-undang itu memungkinkan para orangtua menempuh jalur hukum dan melarang diskriminasi, penghinaan, perlakuan buruk, dan mengabaikan orangtua. Sebuah simbol berupa "Hari Lansia" pun ditetapkan dalam undang-undang tersebut.

Selain upaya untuk melestarikan tradisi, aturan itu merupakan kebutuhan ekonomi guna membatasi beban negara. Angkatan kerja China turun tahun lalu, dan komite nasional untuk orang lanjut usia memperkirakan jumlah orang dengan usia 60 tahun ke atas akan meningkat dari 185 juta jiwa pada 2011 menjadi 487 juta jiwa pada 2053.

"Langkah dan skala perubahan demografi dan sosial begitu besar. Sebagian besar keluarga tidak punya pilihan tradisional lagi sehingga perubahan tidak bisa dihindari," kata seorang analis kesehatan di RTI International di AS, Feng Zhanlian.

Sebagian besar perubahan berhubungan dengan mengembangkan pelayanan perawatan masyarakat lansia di daerah pesisir yang makmur, kata Zhang Xiaoyi, pengajar Universitas Shanghai Jiao Tong. Hal itu, kata dia, tidak membantu para orangtua di daerah pedesaan, tempat fasilitas kesehatan lebih buruk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com