Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Akan Perketat Pengamanan Perbatasan

Kompas.com - 13/03/2013, 15:44 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, menyebut serangan mematikan militan Filipina sebagai sebuah "wake-up call" yang akan menyebabkan pengamanan lebih ketat di perbatasan laut yang tekenal rapuh dengan tetanggnya itu, kata sebuah laporan, Rabu.

Namun Najib menambahkan bahwa mengamankan perbatasan itu merupakan "tantangan besar" karena garis pantai yang panjang di negara bagian Sabah dan pergerakan orang yang sudah berlangsung selama berabada-abad di Sabah dan wilayah Filipina selatan yang letaknya berdekatan.

"Ini sebuah wake-up call. Ada sejumlah kesenjangan dalam kemampuan kami, tapi kami berharap kami akan dapat menutup kesenjangan itu," kata Najib dalam sebuah wawancara dengan harian New Straits Times. "Sebagai contoh, garis pantai Sabah sangat panjang," katanya sebagaiamana dikutip.

Masalah itu menjadi sorotan regional bulan lalu ketika para pengikut Sultan Sulu di Filipina selatan mendarat dengan senjata lengkap di Sabah. Mereka mengklaim bahwa wilayah itu merupakan wilayah mereka. Hal tersebut membuka sengketa yang lama terkait kepemilikan wilayah di ujung utara pulau Kalimantan itu.

Serbuan oleh sekitar 200 militan itu dan serangan balasan pasukan keamanan Malaysia telah menyebabkan puluhan orang tewas, sebagian besar para penyusup dari Filipina. Hubungan Kuala Lumpur dan Manila pun menegang akibat peristiwa itu.

Pasukan keamanan Malaysia masih terus memburu para militan, mungkin masih puluhanan orang, yang berhasil menghindari operasi militer Malaysia.

Pemerintahan Najib dikecam oposisi terkait kerapuhan perbatasan itu. Niat pemerintah untuk mengetatkan pengamanan juga harus dibarengi dengan tugas mengelola pergerakan lintas perbatasan.

Najib tidak merinci bagaimana perbatasan akan diawasi dengan lebih baik. Namun ia mengatakan, "Kami pasti perlu menambahkan sejumlah aset. Kami pasti akan menerapkan sebuah sistem pemantauan yang lebih baik dan memperketat keamanan di Sabah," tambahnya.

Perbatasan saat ini merupakan sebuah fenomena yang relatif baru bagi pelaut di daerah itu yang terbiasa berlayar bebas antara Sabah dan Filipina Selatan.
Banyak keluarga di kedua sisi memiliki kerabat di seberang perbatasan.

Para pengamat di dalam negeri Malaysia secara luas menuduh pemerintah Malaysia memanfaatkan perbatasan terbuka itu dengan menyediakan pemukiman bagi ratusan ribu orang Muslim dari Filipina dan Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. Tuduhan itu telah didukung oleh kesaksian sejumlah mantan pejabat sebelum penyelidikan yang kini sedang berlangsung. Para pengamat mengatakan, skema itu untuk meningkatkan populasi Muslim di Sabah, demi meningkatkan dukungan bagi pemerintahan koalisi Malaysia yang kini berkuasa, yang didominasi Muslim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com