Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Venezuela Selidiki Dugaan Chavez Diracuni

Kompas.com - 13/03/2013, 09:37 WIB

CARACAS, KOMPAS.com — Venezuela akan melakukan penyelidikan resmi mengenai pernyataan bahwa kanker yang diderita mendiang presiden Hugo Chavez adalah hasil dari racun yang digunakan oleh musuhnya di luar negeri, kata pemerintah.

Musuh pemerintah memandang tuduhan tersebut sebagai teori konspirasi khas Chavez yang bertujuan untuk menimbulkan rasa takut terhadap ancaman "imperialisme" terhadap sistem sosialis Venezuela, dan mengalihkan masyarakat dari masalah sehari-hari.

Meskipun demikian, penjabat Presiden Nicolas Maduor berikrar akan menyelidiki pernyataan yang pertama kali diangkat oleh Chavez sendiri setelah ia didiagnosis menderita penyakit tersebut pada 2011.

"Kami akan mencari kebenaran," kata Maduro kepada jaringan stasiun TV regional, Telesur, Selasa (12/3/2013). "Kami memiliki intuisi bahwa komandan kami, Chavez, diracuni oleh kekuatan gelap yang ingin dia tersingkir."

Maduro (50) adalah pengganti pilihan Chavez dan maju sebagai calon yang diajukan pemerintah dalam pemilihan sela presiden pada 14 April. Pemilihan sela itu digelar menyusul meninggalnya Chavez.

Maduro berusaha mempertahankan fokus perhatian pemilih pada Chavez dengan memanfaatkan kesedihan para pemuja Chavez.

Oposisi memasuki kampanye dengan menggambarkan Maduro, yang mantan pengemudi bus, sebagai orang tak mampu, yang mengekspolitasi kematian Chavez.

"Marilah kita keluarkan presiden (Chavez) dari perdebatan politik demi kenangan kita akan dia, demi keluarganya, dan para pendukungnya," kata ketua tim kampanye calon oposisi Henrique Capriles, Henri Falcon.

Jajak pendapat sebelum kematian Chavez menunjukkan keunggulan Maduro atas calon oposisi Henrique Capriles, dengan poin lebih dari 10 persen. Capriles kalah dari Chavez dengan selisih 11 persen suara dalam pemilihan umum Oktober tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com