PBB memastikan sekitar 20 orang pemantau mereka telah ditangkap oleh pejuang bersenjata di Dataran Tinggi Golan di perbatasan Suriah-Israel. Para pemantau itu sedang memonitor gencatan senjata antara Suriah dan Israel.
Sebuah video di internet menunjukkan sekelompok pria yang mengaku sebagai pemberontak Suriah berdiri di samping kendaraan dengan inisial "UN".
Kelompok Syuhada Yarmouk mengatakan pada BBC mereka menangkap para pemantau itu untuk menghentikan pasukan Suriah menembaki mereka.
Misi PBB di Dataran Tinggi Golan mengirim tim untuk melihat situasi dan menegosiasikan pembebasan para pemantau.
Misi reguler
Wakil Juru Bicara PBB Eduardo del Buey mengatakan, para penjaga perdamaian dari Pasukan Pemantau Gencatan Senjata PBB (UNDOF) sedang melakukan "misi logistik reguler" ketika mereka dihentikan di dekat sebuah pos observasi oleh pria bersenjata.
Ia mengatakan, pos itu rusak parah dan telah dikosongkan akhir pekan lalu menyusul "pertempuran dahsyat dalam jarak dekat". Juru bicara itu tidak memberikan keterangan yang lebih rinci.
Sejumlah laporan mengatakan, para pemantau PBB tersebut berkebangsaan Filipina. Dalam video yang dipublikasikan di internet, para pria bersenjata itu menyebut diri mereka "Syuhada Yarmouk".
"Tamu" pejuang
Mereka terdengar mengatakan bahwa personel PBB tidak akan dibebaskan hingga pasukan pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad mundur dari desa Jamla.
Para pemberontak kemudian mengaku menangkap para pemantau untuk menghentikan pasukan Suriah menembaki mereka dan warga sipil di kawasan itu. Mereka juga menambahkan bahwa tim PBB adalah tamu mereka.
Sementara itu, Tentara Pembebasan Suriah (FSA), pasukan pemberontak utama, mengecam penangkapan tersebut. Pemimpin FSA Jenderal Salim Idriss mengatakan dalam program Newshour BBC, ia akan berusaha semampunya untuk membebaskan mereka.
Sekjen PBB Ban Ki-moon dan Dewan Keamanan PBB juga mengecam penahanan para pemantau dan menuntut pembebasan segera.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.