Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek Asal Australia Tewas karena Penipuan Online

Kompas.com - 04/03/2013, 08:22 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

PERTH, KOMPAS.com -- Polisi memperkirakan seorang wanita Australia yang ditemukan tewas di Afrika Selatan kemungkinan dibunuh oleh penipu asal Nigeria yang dikenalnya lewat situs pencarian jodoh. Jenazah Jette Jacobs (67) yang berasal dari Perth ditemukan di sebuah motel di Johannesburh, 9 Februari lalu, dua bulan setelah dia mengunjungi Afrika guna bertemu dengan Jesse Orowo Omokoh (28).

Omokoh adalah orang terakhir yang melihat Jacobs dalam keadaan hidup, dan menyatakan kepada polisi, dia yang menemukan mayat Jacobs. Sekarang Omokoh tidak diketahui keberadaannya.

Janda beranak enam itu menjalin hubungan online dengan Omokoh tiga tahun lalu dan mengunjungi Afrika Selatan tahun 2010, sebelum Omokoh mengajukan lamaran tahun lalu.

Selama beberapa tahun terakhir, Jacobs sudah mengirim uang 200 ribu dolar (sekitar Rp 2 miliar) ke Omokoh dan seorang pria lain yang dikenalnya lewat internet bernama Isaac. Meskipun sudah mendapatkan peringatan dari keluarganya, Jacobs berkunjung ke Afrika Selatan untuk menikahi Omokoh pada November tahun lalu, namun pria asal Nigeria ini baru muncul bulan lalu, dengan mengatakan dia mengalami kesulitan mendapatkan visa.

Dua hari setelah Omokoh tiba dari Nigeria, Jacobs ditemukan meninggal dengan uang dan perhiasannya hilang. Pada awalnya, polisi Afrika Selatan mengatakan Jacobs bunuh diri karena beberapa botol berisi pil ditemukan di dekat tubuhnya, namun salah seorang putra Jacobs mengatakan ibunya dibunuh. "Kami sudah berusaha mencegah, namun tidak seorang pun bisa mengyakinkan bahwa semua ini hanya tipuan. Namun ibu saya yakin semua ini benar, dan sayangnya kami tidak berhasil mencegah," katanya, seperti dilaporkan harian The West Australian, Senin (4/3/2013).

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L Sastra Wijaya, detektif dari Operasi Sunbird - operasi bersama antara polisi dan Badan Perlindungan Konsumen Australia yang menyelidiki mengenai penipuan online - sebelumnya mengirim surat ke Jacobs memperingatkan dia mungkin adalah korban penipuan, namun suratnya tiba setelah Jacobs meninggalkan Australia.

Seorang anak Jacobs lainnya mengatakan bahwa Omokoh ingin pindah ke Australia namun ibunya ingin tinggal di Nigeria. "Ibu saya membayar dengan nyawanya. Kami tidak ingin orang lain mengalami hal yang sama." katanya.

Menurut laporan, Jacobs memang kesepian sejak suaminya meninggal tahun 2002 dan pasangan berikutnya juga meninggal di tahun 2009. Polisi Australia mengatakan sedang menyelidiki kematian Jacobs karena kematiannya mencurigakan, dan Omokoh adalah tersangka.

Polisi mengatakan Jacobs mengirim uang 80.000 dolar ke Omokoh setelah mereka bertemu online, dan juga 20.000 dolar setibanya di Johannesburg. "Dia sampai menjual rumahnya, karena dia percaya dia akan memulai hidup baru di luar negeri, namun semuanya berakhir tragis," kata polisi.

Menurut dugaan, setiap bulan sekitar Rp 6 miliar hingga Rp 10 miliar dana warga Australia dirugikan oleh para penipu situs jodoh online. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com