Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Castro Kejutkan Publik Kuba

Kompas.com - 05/02/2013, 15:20 WIB

HAVANA, KOMPAS.com - Tokoh revolusioner Fidel Castro mengejutkan rakyat Kuba ketika tampil dengan badan membungkuk sambil menggunakan tongkat saat menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan legislatif di negara Karibia itu.

Kemunculan Castro itu merupakan yang pertama kali semenjak dirinya tidak terlihat di publik selama tiga bulan terakhir. Castro yang kini berusia 86 tahun menggunakan hak pilihnya pada Minggu (3/2/2013) di sebuah sekolah di El Vedado, Havana.

Castro sempat membuat situasi di tempat pemungutan suara riuh selama lebih dari sejam karena reporter yang berbondong-bondong ingin meliputnya.

Pemilu legislatif di Kuba akan memilih 612 anggota Majelis Nasional serta para wakil legislatif daerah.

Jarangnya penampilan Castro di publik seringkali memicu gosip terkait kesehatannya. Namun penampilannya di publik kali ini justru digunakan Castro untuk membahas perkembangan kondisi sahabat dekatnya Hugo Chavez, yang menjalani masa pemulihan pasca-operasi di Kuba.

"Presiden Venezuela sudah dalam kondisi yang jauh lebih baik dan terus pulih," kata Castro terkait kondisi Chavez yang berusia 58 tahun itu. Chavez sendiri tidak pernah berbicara di depan publik sejak 10 Desember lalu, ketika dia bertolak ke Havana guna menjalani operasi kanker keempatnya.

Castro mengakui kondisi Chavez memang sulit, tetapi dirinya berharap agar presiden yang pelantikannya tertunda itu segera pulih karena dirinya sangat penting bagi Venezuela dan Amerika Latin.

Castro mengatakan dirinya selalu mendapat informasi terkait kondisi Chavez setiap hari, yang keselamatannya juga penting bagi Kuba sebagai negara yang bergantung atas pasokan minyak murah serta perdagangan lainnya. Venezuela juga merupakan mitra penting Kuba dalam politik internasional.

Mantan pemimpin Kuba yang menyerahkan kepemimpinan (tetapi Castro secara formal tetap jadi presiden) kepada adiknya Raul pada 2006 itu juga menggunakan kesempatan tersebut untuk mengeritik Amerika Serikat.

"Saya yakin bahwa rakyat Kuba adalah rakyat yang revolusioner, saya tidak harus membuktikannya karena sejarah telah menunjukkan bahwa blokade AS selama 50 tahun tidak akan berhasil mengalahkan kita," kata Castro yang berkuasa sejak 1959 melalui sebuah revolusi.

Amerika Serikat memberlakukan embargo komersial, ekonomi serta keuangan terhadap Kuba pada Oktober 1960, sesaat setelah pemerintahan revolusioner Castro menasionalisasi properti milik warga dan perusahaan AS di negeri itu. Sanksi tersebut diperluas hingga hampir mendekati embargo yang utuh pada 1962, ketika Kuba dengan jelas menunjukkan eratnya hubungan mereka dengan blok Soviet. Pemimpin revolusioner itu juga memuji pembentukan Komunitas Amerika Latin dan Karibia (CELAC) yang keketuaannya secara resmi dijabat Kuba dalam pertemuan pekan lalu di Santiago, Chile.

Komunitas yang digagas oleh Chavez pada Desember 2011 itu diikuti oleh seluruh negara di benua Amerika kecuali Amerika Serikat dan Kanada. Keketuaan Kuba dalam CELAC juga menandai keberhasilan pemerintah komunis Kuba itu dari segi diplomatik dalam hal melakukan reintegrasi regional seutuhnya.

Castro tidak terlihat di publik sejak 21 Oktober lalu, ketika dirinya menemani Elias Jaua, yang kini menjabat Menteri Luar Negeri Venezuela, di Hotel Nacional.

Tidak munculnya pemimpin Kuba itu telah memunculkan spekulasi terkait kondisi kesehatannya, bahkan ada rumor yang menyebutkan dia telah meninggal. Castro menyerahkan jabatan presiden kepada saudaranya Raul pada 2008, dua tahun setelah dirinya sakit-sakitan.

Sejak itu, Castro banyak disibukkan oleh kegiatan menulis, menerbitkan buku tentang revolusi, serta menyambut beberapa pemimpin internasional dalam acara pribadi. Menurut laporan sejumlah media setempat, pada Kamis lalu Castro bahkan menjamu mantan Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva.

Sebanyak 8,5 juta warga Kuba menggunakan hak pilihnya dalam pemilu yang tidak diikuti oleh kandidat oposisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com