Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Afrika Gelar Konferensi Bahas Konflik Mali

Kompas.com - 29/01/2013, 15:18 WIB

ADDIS ABABA, KOMPAS.com - Sebuah konferensi internasional untuk mengumpulkan dana dan pasukan demi membantu operasi militer menghadapi pemberontak Islam di Mali dibuka di markas besar Uni Afrika di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, Selasa (29/1/2013).

"Seluruh dunia berkumpul di sini, dan ini sangat baik untuk Mali," kata Menteri Luar Negeri Mali Tieman Coulibaly.

Para pemimpin Afrika dan perwakilan PBB, Uni Eropa, Jepang serta Amerika Serikat ikut terlibat dalam konferensi internasional ini.

Konferensi ini dibuka sehari setelah pasukan koalisi pimpinan Perancis merebut kota bersejarah Mali, Timbuktu dari tangan pemberontak yang menguasai kota itu selama 10 bulan.

"Kita semua berkumpul di sini untuk menunjukkan solidaritas terhadap pemerintah dan rakyat Mali," kata Ketua Komisi Uni Afrika Nkosazana Dlamini-Zuma dalam pidato pembukaannya.

"Kita semua mengetahui daya tarik krisis ini. Ini adalah situasi yang membutuhkan respon internasional yang cepat dan efektif karena kondisi ini mengancam Mali, kawasan dan benua Afrika bahkan seluruh dunia," tambah Nkosazana.

Sebelumnya, Komisioner Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika Ramtane Lamamra mengatakan pasukan koalisi Afrika untuk Mali (AFISMA) mmebutuhkan biaya sebesar 460 juta dollar atau sekitar Rp 4,4 triliun. Dari kebutuhan itu Uni Afrika bersedia menanggung sebanyak 50 juta dollar AS atau sebanyak Rp 483,5 miliar.

Namun, sejauh ini belum diperoleh kepastian berapa banyak dana yang diharapkan bisa digalang lewat konferensi internasional in, meski para diplomat memperkirakan setidaknya 700 juta dollar AS dibutuhkan untuk operasional AFISMA dan militer Mali, ditambah biaya bantuan kemanusiaan yang besar.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengingatkan bahwa komunitas internasional memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan bantuan.

Saat berpidato di depan 54 negara anggota Uni Afrika dalam penutupan KTT Uni Afrika, Senin (28/1/2013) malam, yang didominasi pembicaraan soal masalah Mali, Ban menegaskan dia bertekad untuk membantu rakyat Mali di saat-saat kritis ini.

"Minimnya anggaran dan bantuan logistik telah mengganggu opersional pasukan AFISMA yang dibentuk blok negara-negara Afrika Barat ECOWAS untuk membantu pasukan Mali menghadapi pemberontak Islam yang menguasai wilayah utara negeri itu setelah kudeta tahun lalu," ujar Ban.

Sejauh ini, baru 2.000 personil pasukan Afrika yang dikirim ke Mali atau ke negeri tetangga, Niger. Namun, sejumlah pertempuran hanya dijalankan sekitar 2.500 personil militer Perancis yang melakukan intervensi militer pada 11 Januari lalu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com