Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstran Mesir Abaikan Jam Malam

Kompas.com - 29/01/2013, 14:21 WIB

KAIRO, KOMPAS.com - Demonstran anti-pemerintah menentang aturan jam malam Presiden Mesir, Mohamad Mursi, di kota-kota di sepanjang Terusan Suez. Mereka bentrok dengan polisi dan tentara di Port Said yang bergolak, lapor sejumlah media milik negara, Selasa (29/1) pagi.

Dua puluh menit setelah jam malam dimulai pada pukul 9 malam, demonstran berteriak, "Dengan jiwa kami, dengan darah kami, kami akan berkorban untukmu, Port Said," lapor televisi pemerintah.

Tentara Mesir memukul mundur upaya sejumlah orang bersenjata yang menyerbu sebuah penjara di Port Said, di mana puluhan orang tewas dalam bentrokan selama akhir pekan, lapor kantor berita EgyNews. Sembilan orang cedera dalam bentrokan sebelumnya di sebuah kantor polisi, kata Abdel Rahman Farah, seorang pengawas Rumah Sakit Port Said.

Di kota pelabuhan Alexandria, di sebelah barat Port Said, demonstran duduk di rel kereta api. Aksi mereka mengganggu perjalanan kereta api di stasiun Gaber Sidi. Demonstrasi anti-pemerintah juga terjadi di Kairo dan Suez. Para para pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di Suez dan bentrok dengan pasukan keamanan, lapor Nile TV, televisi milik pemerintah.

Mursi menyatakan keadaan darurat terbatas untuk sejumlah tempat di Mesir, Minggu, dan mengumumkan jam malam selama 30 hari ke depan di Provinsi Port Said, Ismailia dan Suez.

Dewan Syura yang didominasi kelompok Islam menyetujui deklarasi Mursi tentang keadaan darurat di tiga provinsi itu. Badan legislatif juga memberi kekuasaan yudisial kepada angkatan bersenjata untuk "melindungi lembaga-lembaga negara dari para penyabot dan memulihkan keamanan."

Kekerasan terbaru di negara itu bermula dari dua peristiwa yang tampaknya tidak berhubungan.

Hari Jumat, pada peringatan dua tahun revolusi Mesir tahun 2011, para pengunjuk rasa yang marah dengan reformasi yang lambat serta para demonstran anti-Mursi bentrok dengan pendukung Mursi dan polisi di kota-kota seperti Suez dan Ismailia. Setidaknya tujuh orang tewas dalam bentrokan tersebut. Sejumlah orang menderita luka tembak. Tidak segera jelas siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa itu.

Kemudian pada Sabtu, seorang hakim menjatuhkan hukuman mati terhadap 21 orang dari Port Said karena peran mereka dalam kerusuhan pertandingan sepak bola tahun lalu. Hukuman atas mereka memicu bentrokan mematikan antara pasukan keamanan dan kerabat terdakwa, beberapa di antaranya mencoba menyerbu penjara di Port Said. Setidaknya 38 orang, termasuk warga sipil dan tentara, tewas di sana dalam dua hari terakhir.

Dalam pidatonya pada Minggu malam, Mursi mengecam para demonstran itu sebagai "kriminal." Ia mengatakan kekerasan baru-baru ini "tidak ada hubungannya dengan revolusi Mesir.... Pada kenyataannya, hal itu bertentangan dengan revolusi."

Namun dia mengakui perbedaan pendapat merupakan hal yang sah di Mesir. Ia mengatakan "dialog merupakan satu-satunya cara untuk membawa stabilitas dan keamanan."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com