Ramos Horta Jadi Utusan PBB untuk Guinea-Bissau

NEW YORK, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menunjuk mantan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta (63) menjadi utusan PBB untuk negeri Afrika yang dikoyak kudeta, Guinea-Bissau.

Ramos Horta, yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Timor Lesta, akan mengepalai Kantor Perdamaian Terintegrasi PBB (UNIOGBIS) di Guinea-Bissau. Horta menggantikan diplomat Rwanda Joseph Mutaboba yang masa kerjanya habis 31 Januari mendatang.

"Ramos Horta memiliki pengalaman diplomatik lebih dari tiga dekade dan dia memiliki karier politik bagusa saat mengendalikan Timor Leste tetap stabil dan aman," demikian pernyataan resmi PBB.

Mutaboba yang ditunjuk pada 2009, sudah meninggalkan Guinea-Bissau sejak awal Desember lalu. Guinea-Bissau menuding Mutaboba lebih berpihak kepada presiden negeri itu yang kehilangan kekuasaan akibat kudeta April lalu yang menganggu jalannya pemilihan presiden.

Pemerintahan sipil sementara Guinea-Bissau berencana menggelar pemilu pada 2013. Guinea-Bissau memiliki masalah stabilitas politik kronis akibat konflik antara militer dan pemerintah sejak negeri itu merdeka dari penjajahan Portugal pada 1974.

Ramos Horta, tokoh perjuangan Timor Leste di pengasingan semasa pendudukan Indonesia, justru menyarankan pengampunan bagi orang Indonesia yang dituduh melakukan kekejaman di Timor Leste. Dia juga memberi ampunan untuk mantan tentara yang coba membunuhnya pada 2008.

Ramos Horta pernah meraih hadiah Nobel perdamaian dengan Uskup Timor Leste Carlos Felipe Ximenes Belo. Dia juga sempat dinominasikan untuk menduduki salah satu jabatan di PBB setelah organisasi itu mengakhiri misi perdamaiannya di Timor Leste.