Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Argentina Marah lantaran Nama Ratu Elizabeth II

Kompas.com - 22/12/2012, 23:31 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Argentina marah lantaran nama Ratu Elizabeth II bakal menjadi salah satu nama daerah di Antartika. Pasalnya, Inggris, melalui Menteri Luar Negeri William Huge yang berikhtiar memberikan nama itu, seminggu silam.

Alhasil, gara-gara ide itu, tulis AFP pada Sabtu (22/12/2012), Buenos Aires memanggil duta besar Inggris untuk Negeri Tango tersebut, kemarin. Dalam kesempatan itu, Argentina menyampaikan nota protes. "Kami menolak keras klaim Inggris atas wilayah itu,"kata pihak Argentina yang menganggap wilayah itu justru menjadi bagiannya.

William Hague menyampaikan ide itu berkaitan dengan perayaan 60 tahun bertakhtanya Ratu Elizabeth II tahun ini. Sementara, Argentina menganggap kebijakan Inggris itu melanggar semangat setengah abad silam. Puluhan negara, termasuk Inggris dan Argentina, meneken perjanjian dimaksud untuk mencegah munculnya sengketa wilayah di Antartika.

Silang selisih terkait wilayah itu itu merebak ketika Perdana Menteri Inggris David Cameron, dalam satu pesan  kepada penduduk di Kepulauan Malvinas, menuduh Argentina berusaha menolak hak-hak penduduk wilayah yang disengketakan itu. Cameron mengatakan Buenos Aires, yang menganggap pulau-pulau Atlantik Selatan sebagai wilayah Argentina yang diduduki, menolak hak 3.000 jiwa penduduk pulau itu untuk menentukan nasib mereka sendiri. Menurut Cameron, Argentina merusak ekonomi warga Malvinas.
     
"Disesalkan Argentina tetap bersikap seperti ini," kata Cameron dalam satu pesan radio kepada penduduk Malvinas. Inggris menyebut Malvinas sebagai Falkland.
     
"Pemerintah Inggris tidak bersedia dan tidak mengizinkan  hak-hak asasi manusia anda diabaikan. Tidak ada pembelaan bagi negara manapun untuk menolak hak anda bagi demokrasi dan menentukan nasib sendiri," imbuh Cameron.

Ketegangan meletus antara Inggris dan Argentina tahun ini ketika kedua negara memperingati ulang tahun ke-30 Perang Malvinas yang singkat tetapi berdarah. Soalnya, perang itu menewaskan 255 tentara Inggris dan 649 serdadu Argentina.
     
Tindakan-tindakan Inggris untuk mengeksplorasi minyak di perairan sekitar pulau-pulau itu juga menimbulkan ketegangan. Cameron menolak tuntutan-tuntutan Presiden Argentina Cristina Kirchner bagi perundingan mengenai kedaulatan kepulauan Malvinas itu.
     
Pemerintah Falkland (Malvinas) Juni mengumumkan bahwa pihaknya akan menyelenggarakan satu referendum mengenai status politiknya tahun depan. Upaya ini diharapkan dapat menyelesaikan sengketa wilayah  kepulauan itu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com