Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentar Polisi soal Pemerkosaan Sulut Kemarahan Rakyat India

Kompas.com - 21/12/2012, 10:39 WIB

DELHI, KOMPAS.com — Seorang polisi senior India memicu kemarahan para aktivis hak-hak perempuan setelah menyarankan kepada kaum perempuan untuk menghindari pemerkosaan dengan tidak bepergian malam hari dan membawa bubuk cabai untuk melempari para penyerang potensial.

Komentar Komisaris KP Raghuvanshi, kepala polisi di Thane, sebuah kota satelit Mumbai, memicu kemarahan luas menyusul pemerkosaan yang dilakukan terhadap seorang mahasiswi fisioterapi berusia 23 tahun di Delhi pada hari Minggu (16/12/2012) lalu.

Ranjana Kumari, seorang aktivis hak-hak perempuan terkenal India dan direktur Pusat Penelitian Sosial di Delhi, merasa terhina oleh saran itu. "Ini hanya sebentuk solusi yang melecehkan. Mereka menginginkan perempuan tinggal saja di rumah. Dan bagaimana bisa bubuk cabai akan membantu melawan enam atau tujuh laki-laki?" katanya.

Kajol Batra, mahasiswa 28 tahun di ibu kota itu, menyebut saran itu "konyol". "Kita tidak boleh takut bepergian dan kita tidak harus melindungi diri dengan bumbu-bumbu masak," katanya.

Demonstrasi yang dipicu pemerkosaan di Delhi itu berlanjutkan di India hari Kamis. Para pengunjuk rasa, sebagian besar mahasiswa, memblokade jalan raya nasional di negara bagian Jammu dan Kashmir demi menuntut hukuman mati bagi enam orang yang dituduh melakukan pemerkosaan itu pada haru Minggu. Aksi-aksi lain juga digelar di sejumlah kota besar.

Korban serangan itu tetap kritis di rumah sakit. Ada laporan bahwa gadis yang jadi korban dan teman laki-lakinya tergeletak telanjang dan berlumuran darah selama hampir satu jam di pinggir jalan di mana mereka dibuang sebelum polisi tiba. Sebuah kerumunan terdiri dari sekitar 50 orang berkumpul di sekitar mereka, kata para pejabat, tetapi tidak ada yang memberikan bantuan. Polisi akhirnya harus mengambil selimut dari sebuah hotel terdekat untuk menutupi mereka.

Perdebatan di India tentang cara pencegahan insiden semacam itu sebagian besar berfokus pada hukuman yang lebih keras, jumlah polisi ditambah, dan pemantauan yang lebih baik terhadap angkutan umum.

Kumari menyarankan untuk membuat sebuah daftar orang-orang yang terjerat kasus kejahatan seksual sehingga masyarakat bisa berkonsultasi. "Para penyerang yang terbukti bersalah tidak boleh mendapatkan pekerjaan, atau menyewa rumah, atau membeli properti. Pengucilan sosial akan menjadi penangkal yang sangat besar," katanya.

Ketertarikan media besar dalam insiden itu. Wartawan televisi di luar rumah sakit tempat korban dirawat menyampaikan perkembangan kondisi korban tiap jam. Media juga melaporkan tentang serangan lain yang biasanya tidak akan pernah menjadi berita utama. Mayat seorang gadis 10 tahun, yang polisi yakin dibunuh dan diperkosa oleh sebuah geng, diambil dari sebuah kanal di negara bagian Bihar yang miskin, Rabu. Masih di Bihar, seorang siswi 14 tahun berada dalam kondisi kritis setelah dia diperkosa oleh empat pria. Di India timur laut, polisi sedang menyelidiki sebuah kasus yang tampaknya merupakan penculikan dan pemerkosaan terhadap seorang perempuan 24 tahun oleh tetangga dan teman-temannya.

Para pengamat mengatakan, sejumlah insiden itu karena berbagai faktor, mulai dari peran perempuan yang berkembang pesat dalam ekonomi yang berubah cepat hingga budaya macho, khususnya di bagian utara negara itu, yang mendorong orang percaya bahwa pemerkosaan merupakan sesuatu yang bisa dibanggakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com