Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas: Serangan Darat Cuma Gertak Sambal

Kompas.com - 20/11/2012, 13:52 WIB

GAZA CITY, KOMPAS.com — Pada saat para pemimpin internasional mengupayakan solusi diplomatik untuk menghentikan kekerasan yang terjadi di Gaza, jet-jet tempur Israel terus menggempur wilayah Palestina.

Harian New York Times melaporkan, Senin (19/11/2012), seorang pemimpin Hamas menantang Israel untuk melancarkan serangan darat terhadap Gaza dan mengabaikan upaya diplomatik demi mengupayakan gencatan senjata dalam konflik bersenjata yang sudah berlangsung selama enam hari itu.

Tantangan itu dilontarkan pemimpin politik Hamas, Khaled Meshaal, dalam sebuah konferensi pers di Kairo, Mesir.

"Jika ingin melancarkannya (serangan darat), Anda pasti sudah melakukannya," kata Meshaal. Menurutnya, mobilisasi infanteri Israel di perbatasan dengan Gaza hanya gertak sambal.

Setelah meningkatkan gempuran sepanjang akhir pekan, Israel mulai menjatuhkan bom-bom di rumah-rumah para aktivis Hamas. Serangan-serangan itu meningkatkan jumlah korban sipil. Tercatat, dalam dua hari, 24 warga sipil tewas. Demikian kata seorang pejabat kesehatan Gaza.

Di pihak lain, Mesir memimpin mediasi untuk mengupayakan solusi diplomatik demi dihentikannya serangan dari kedua pihak. Baik Israel maupun Hamas mengklaim membuka tangan untuk penyelesaian diplomatik, tetapi tuntutan yang diajukan keduanya saling bertentangan. Kedua pihak juga menyatakan siap menghadapi eskalasi pertempuran jika perundingan gagal.

Pemimpin Hamas itu berkukuh menolak tuntutan Israel agar kelompok-kelompok militan menghentikan penembakan roket ke wilayahnya. Sebaliknya, Meshaal menuntut Israel memenuhi tuntutan Hamas, yaitu menghentikan blokade atas Gaza.

"Kami tidak menerima syarat-syarat Israel karena merekalah yang agresor. Kami menginginkan gencatan senjata sepanjang hal itu sesuai dengan tuntutan kami," ujar Meshaal.

Seorang pejabat Israel yang menolak namanya disebut mengaku mengharapkan solusi diplomatik dalam krisis tesebut dan memberi isyarat bahwa Mesir kemungkinan memegang peran utama dalam mendorong perdamaian.

"Kami memilih solusi diplomatik jika memungkinkan. Jika hal itu tidak berhasil, kami akan meningkatkan (operasi)," katanya.

Pejabat itu mengatakan, Israel tidak menginginkan "solusi sesaat" yang akan menimbulkan pertempuran dalam beberapa bulan berikutnya.

Sebaliknya, Israel menginginkan "jaminan internasional" bahwa Hamas tidak mempersenjatai diri kembali atau menggunakan kawasan Sinai, yang merupakan wilayah Israel, untuk aktivitas militan.

Sampai Senin (19/11/2012), serangan udara Israel sudah menewaskan 100 warga Gaza, termasuk 53 warga sipil dan melukai 840 orang lainnya, termasuk 225 anak-anak. Demikian kata pejabat kesehatan Ashraf al-Kidra.

Di sisi Israel, tiga warga sipil tewas dan puluhan orang terluka akibat terjangan roket dari wilayah Palestina itu. Militer Israel, dengan sistem pertahanan antirudal Iron Dome, berhasil menghadang ratusan roket Gaza yang mengarah ke wilayah-wilayahnya yang berpenduduk.

Para petempur Hamas sudah menembakkan lebih dari 1.000 roket ke wilayah Israel selama konflik terakhir ini, 95 roket di antaranya diluncurkan pada Senin. Salah satu dari roket itu menghantam sebuah sekolah kosong di kota pesisir Ashkelon.

Juru bicara kepolisian Israel Micky Rosenfeld mengatakan, 29 roket dihancurkan Iron Dome di udara. Roket-roket Gaza itu mendarat di area-area terbuka di Beersheva, Ashdod, Ashkelon, dan menyebabkan kerusakan di sejumlah area.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com