KOMPAS.com — Boleh dibilang, tentara Israel menorehkan catatan tragis pasca-penembakan terhadap seorang pemuda Palestina. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf al-Qedra menuturkan peristiwa memilukan pada Minggu (4/11/2012) malam tersebut.
Menurut Al-Qedra yang berasal dari Hamas ini, pemuda berusia 21 tahun itu ditembak di wilayah perbatasan Jalur Gaza dengan Israel. Pasca-penarikan pasukan dan warga pendudukan pada tahun 2005 di Jalur Gaza, Israel, tulis Xinhua pada Senin (5/11/2012), membuat kawasan penyangga selebar 300 meter di sepanjang perbatasan.
Pemuda itu, kata Al-Qedra, adalah seorang penyandang cacat mental. Sementara itu, saat berjalan ke arah kawasan penyangga tersebut, menurut Radio Israel, dia dikatakan menolak peringatan agar menjauh dari kawasan yang dibatasi pagar itu dari serdadu Israel. Pemuda itu pun mengabaikan tembakan peringatan pihak Israel. "Pemuda berusia 21 tahun itu memang warga sekitar perbatasan," kata Al-Qedra.
Al-Qedra melanjutkan, pemuda itu akhirnya ditembak tentara Israel. Ternyata, pemuda itu tidak tewas seketika. "Ia mengalami pendarahan di tubuh bagian kiri selama beberapa jam. Ia sekarat," ujar Al-Qedra.
Masih menurut Al-Qedra, tentara Israel justru melarang sebuah mobil ambulans dari pihak Palestina memasuki lokasi penembakan saat korban kritis. "Korban sudah tewas saat ambulans diberi izin masuk," kata Al-Qedra.