Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15 Warga Nepal Tewas Dimangsa Macan Tutul

Kompas.com - 04/11/2012, 19:11 WIB

KATHMANDU, KOMPAS.com — Seekor macan tutul ganas diduga telah membunuh 15 orang di Nepal selama 15 bulan terakhir. Korban terakhir macan tutul ganas itu adalah seorang bocah berusia empat tahun yang dibawa ke dalam hutan sebelum dimakan.

"Kepala bocah itu ditemukan di dalam hutan, sekitar satu kilometer dari termpat tinggalnya, Sabtu (3/11/2012) pagi," kata Prasad Kharel, Kepala Polisi Distrik Baitadi.

Distrik Baitadi ini berjarak 600 km sebelah barat ibu kota Nepal, Kathmandu.

Kharel menambahkan kemungkinan jumlah korban tewas akibat serangan macan tutul ini akan jauh lebih banyak. Sebab, beberapa orang juga tewas akibat serangan macan tutul di Negara Bagian Uttarkhand, wilayah utara India yang berbatasan dengan Distrik Baitadi.

"Pelakunya mungkin macan tutul yang sama," ujar Kharel.

Dari 15 korban tewas, 10 orang adalah anak-anak di bawah usia 10 tahun. Korban lainnya adalah anak-anak yang lebih tua usianya dan seorang perempuan 29 tahun yang mencari makanan untuk ternaknya ke dalam hutan, sebuah kegiatan biasa di Nepal.

"Semua korban adalah penduduk desa di dekat hutan. Setelah membunuh korban, macan tutul menyeret korbannya ke dalam hutan untuk dimakan," papar Kharel.

Polisi menduga pelaku pembunuhan 15 orang itu adalah macan tutul yang sama. Kemungkinan lain, masih menurut polisi, paling banyak hanya dua macan tutul yang menjadi pemangsa manusia.

Sementara itu, pakar ekologi dari Departeman Taman Nasional dan Konservasi Alam Liar Nepal, Maheshwor Dhakal, sepakat dengan dugaan polisi. Menurut dia, sangat tidak lazim adanya lebih dari dua hewan pemangsa manusia di satu kawasan yang sama, khususnya macan tutul.

Korban manusia bisa bertambah, kata Maheshwor, jika di kawasan itu terdapat satu atau dua pemangsa manusia.

"Darah manusia memiliki kadar garam lebih tinggi ketimbang darah hewan. Ketika hewan liar sudah merasakan rasa darah manusia, maka dia tidak akan menyukai daging hewan, misalnya rusa," kata Maheshwor.

Pemerintah memperingatkan warga untuk tidak pergi ke hutan seorang diri. Pemerintah juga memobilisasi polisi, militer, dan warga yang memiliki izin berburu untuk mencari hewan ganas ini.

Pemerintah bahkan menjanjikan hadiah sekitar Rp 2,7 juta bagi warga yang bisa menangkap atau membunuh macan tutul itu.

"Kami mengirimkan pakar hewan ke distrik itu untuk mengetahui kondisinya. Sayangnya, tak ada solusi lain selain membunuh si macan tutul," kata Maheshwor.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com