Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Castro Rekrut Bekas Perwira Nazi

Kompas.com - 16/10/2012, 15:17 WIB

HAVANA, KOMPAS.com Fidel Castro merekrut para mantan anggota Nazi SS Waffen untuk melatih pasukannya pada puncak krisis rudal Kuba, demikian menurut sejumlah berkas dari intelijen Jerman yang kini tak lagi masuk kategori rahasia.

Pemimpin komunis itu juga berusaha untuk membeli senjata-senjata dari para pedagang senjata yang terkait dengan kaum ekstrem kanan Jerman. Hal itu menunjukkan betapa dia siap berkolaborasi dengan musuh ideologisnya demi mencegah invasi AS.

Sejumlah dokumen yang dirilis pada minggu ini oleh Bundesnachrichtendienst (BND), badan intelijen luar negeri Jerman, mengungkapkan sejumlah informasi yang dikumpulkan Jerman 50 tahun lalu pada hari-hari puncak kegentingan krisis rudal Kuba.

Dokumen-dokumen itu mengungkapkan, Castro secara pribadi menyetujui rencana untuk menyewa para mantan perwira Nazi untuk melatih tentara revolusioner Kuba. Castro menawarkan gaji empat kali lebih besar dari gaji rata-rata di Jerman dan kesempatan untuk memulai hidup baru di Havana.

Dokumen-dokumen itu, yang berasal dari Oktober 1962, menunjukkan bahwa empat mantan perwira pasukan elite Nazi diundang ke Havana. Namun, konfirmasi terhadap laporan menunjukkan bahwa hanya dua orang yang tiba di Havana.

Dokumen-dokumen tersebut juga menunjukkan bagaimana rezim Castro bernegosiasi dengan dua pedagang yang terkait dengan kaum ekstrem kanan Jerman untuk membeli pistol-pistol buatan Belgia guna mempersenjatai pasukan Kuba.

Para pejabat dinas rahasia Jerman berkesimpulan bahwa rezim Kuba ingin membebaskan diri dari ketergantungan total pada dukungan pelatihan dan persediaan Soviet.

"Jelas, tentara revolusioner Kuba tidak takut terpengaruh orang-orang yang secara pribadi terkait dengan Nazisme. Yang penting, tujuan-tujuan mereka sendiri tercapai," kata Bodo Hechelhammer, direktur investigasi sejarah BND, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman, Die Welt.

Sejumlah dokumen itu memberikan wawasan tentang tindakan Kuba selama periode Perang Dingin yang membawa AS dan Uni Soviet ke ambang perang. Krisis rudal selama 13 hari itu dimulai pada 16 Oktober 1962, ketika Presiden John F Kennedy mengetahui bahwa Uni Soviet menginstalasi rudal di Kuba, sekitar 140 kilometer dari lepas pantai Florida.

Setelah negosiasi rahasia antara Kennedy dan Perdana Menteri Soviet Nikita Khrushchev, Amerika Serikat setuju untuk tidak menyerang Kuba jika Uni Soviet menarik rudalnya dari pulau itu.

Pekan lalu, rilis ribuan berkas dari dokumen-dokumen pribadi saudara Kennedy, yaitu Robert F Kennedy, memberikan informasi baru tentang krisis itu, termasuk sebuah memo tentang rencana rinci serangan angkatan udara AS terhadap situs rudal Kuba, jika negosiasi itu gagal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com