Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Keliru, Pesawat A330 Air France Celaka

Kompas.com - 05/07/2012, 23:47 WIB
Pieter P Gero

Penulis

LE BOURGET, KOMPAS.com - Kombinasi kegagalan dan kekeliruan yang dilakukan pilot tak terlatih baik, menyebabkan pesawat Air France A330 jatuh ke Samudra Atlantik tahun 2009 lalu. Pesawat itu sedang dalam penerbangan dari Brasil ke Perancis. Sebanyak 228 penumpang dan awak pesawat tewas dalam musibah ini.

Pihak penyidik Perancis, Kamis (5/7/2012) ini, sebagaimana dikutip kantor berita AP mengemukakan, ditemukan adanya "kesalahan teknis dan kesalahan manusia" dalam musibah ini.

Karenanya, Biro Investigasi dan Analisis ini menyerukan agar para pilot menerbangkan pesawat secara manual, pada saat pesawat terbang pada posisi tinggi. Juga diminta adanya aturan sertifikat yang ketat.

Penyelidikan selama tiga tahun atas pesawat dengan nomor penerbangan 447 dari Rio De Janeiro ke Paris ini, jatuh pada 1 Juni 2009 saat terbang dalam kondisi badai hujan dan petir di atas Samudera Atlantik.

Airbus, perusahaan pembuat Airbus A330 Air France menyebutkan, pihaknya akan memperbaiki sensor kecepatan pesawat yang dikenal dengan tabung pilot, dan berupaya untuk menghindari kecelakaan serupa di masa depan.

Pihak Air France menegaskan, alat sensor kecepatan ini bermasalah dan memberikan sinyal kepada pilot untuk beraksi sebagaimana dengan informasi yang diberikan oleh berbagai instrumen dan system di kokpit. Membaca berbagai data yang ada, tidak membuat mereka dapat menerapkan aksi yang sesuai.

Soal pilot, Biro Penyelidikan dan Analisis mendesak pelatihan yang ketat bagi pilot yang melakukan penerbangan atau menerbangan pesaway dengan teknologi tinggi untuk rute global, terutama saat mereka berhadapan dengan krisis pada saat pesawat pesawat berada di atas posisi terbang tinggi. Pilot akhirnya diminta agar menerbangan secara manual saat pesawat dalam posisi ini.

Pihak analisis biro ini menegaskan, kristal es memblok atau membalut alat sensor kecepatan yang membuat tidak adanya sinyal bahwa pesawat dalam menghadapi masalah.

Kepala investigasi, Alain Bouillard mnenegaskan, pada saat ini maka autopilot akan mati dan copilot bisa menerbangkan secara manual saat alarm. Pada saat itu, kapten pilot lagi tidur beritirahat.

Dan keputusan fatal dilakukan, demikian laporan itu, satu dari copilot menaikan moncong pesawat nyaris tegak lurus. Padahal seharusnya, pesawat itu diturunkan ketinggiannya.

Hal ini terjadi, karena data yang keliru dari sensor kecepatan menyangkut posisi pesawat yang diduga pesawat turun. Menurut Bouillard, ini merupakan "elemen penting" penyebab kecelakaan ini.

Sejumlah sanak keluarga korban pesawat Air France ini beranggapan, penyelidikan ini tidak fokus cukup dalam menyangkut problema dalam peralatan. Dikatakan, dua pilot yang ada di kokpit melakukan apa yang ada berdasarkan informasi yang tidak akurat. Tindakan ini menyebabkan kecelakaan.

Menurut Bouillar, kedua pilot yang ada di kokpit ini tidak paham bahwa pesawat sedang mendatar. Hanya pilot yang terlatih baik dengan pengalaman luas yang paham situasi itu, dan bisa menstabilkan pesawat. Akibatnya, pesawat malah dibuat menanjak dan menyebabkan terjebak dalam badai dan petir.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com