Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pria-pria Antik" Siap Goyang Keuangan Dunia

Kompas.com - 15/05/2012, 10:44 WIB
Simon Saragih

Penulis

 

LONDON, KOMPAS.com - "... Para pria antik di New York dan London bisa membuat sistem keuangan dunia dalam risiko. ... Bahkan lembaga keuangan yang berhati-hati pun berada dalam risiko," demikian tulisan Avery B Goodman seorang ahli pasar keuangan AS di situs Seeking Alpha, edisi 11 Mei.

Tulisannya merujuk pada kasus kerugian bank investasi terbesar AS, JP Morgan Chase, sebesar dua miliar dollar AS dalam transaksi derivatif di London, Jumat (11/5/2012). Ini adalah kerugian terbesar sejak krisis ekonomi AS tahun 2008 lalu.

Kasus JP Morgan mendorong Goodman mengingatkan semua pihak akan aksi-aksi spekulasi yang setiap saat bisa menggoyang sektor keuangan dunia, bahkan bisa merubuhkan lembaga keuangan raksasa sekalipun. Mereka ini adalah para spekulan berusia 30-an dan 40-an dan lulusan sekolah terbaik dunia.

Para spekulan bukan pula berasal dari kalangan kriminal dan penjahat tetapi berasal dari lembaga keuangan ternama dunia dan memiliki reputasi internasional. Salah satunya adalah JP Morgan itu. "Kami menyesalkan aksi-aksi spekulasi seperti ini," kata Jamie Dimon, pimpinan JP Morgan Chase yang mengakui kerugian itu.

JP Morgan Chase merugi akibat aksi eksekutif investasi Bruno Michel Iksil, yang dijuluki "London Whale". Iksil sudah dikenal lama sebagai pemain spekulasi kelas besar dunia di cabang JPMorgan di London. Iksil bertaruh di pasar credit default swap (CDF), dimana dia akan beruntung dengan memperkirakan akan terjadi kejatuhan harga-harga surat utang. Dia dilawan para pelaku pasar lain sehingga taruhannya gagal.

Goodman mengingatkan, aksi-aksi spekulatif seperti ini masih marak, walau aksi-aksi ini turut berperan membangkrutkan Lehman Brothers yang memicu krisis ekonomi AS tahun 2008. Ada kasus yang terkuak tetapi masih banyak yang belum terkuak dari mungkin belum kena batunya.

Kini di AS saja ada sekitar 291 triliun dollar AS dana-dana investiasi spekulatif. Jika dipadukan dengan dana serupa di pasar uang London, maka ada sekitar 700 triliun dollar AS dana-dana investasi yang berbau spekulatif. Dengan uang sebanyak itu, pergerakan harga-harga saham, komoditas, kurs uang, logam mulai dan lainnya bisa dengan mudah dikerek naik atau jatuh seketika.

Markas aksi-aksi spekulasi ini adalah di AS dan Inggris, dua negara yang dalam sebuah pertemuan G-20 tahun 2010 lalu menolak pengontrolan aksi-aksi spekulasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com