Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Parlemen Iran Bela Aksi Mahasiswa

Kompas.com - 01/12/2011, 11:37 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com - Ketua Majelis (parlemen) Iran Ali Larijani membela aksi para "mahasiswa" yang menyerbu Kedutaan Besar Inggris di Teheran dan menyebutnya sebagai ungkapan amarah terhadap sikap pemerintah Inggris terhadap Iran selama ini.

"Aksi mahasiswa terhadap Kedutaan Besar Inggris itu melambangkan opini masyarakat Iran," kata Larijani seperti dikutip Tehran Times, Rabu (30/11/2011). Pernyataan itu dilontarkan sebelum pengusiran diplomat Iran dari Inggris.

Dalam sebuah sidang terbuka di parlemen pada hari yang sama, Larijani juga mengabaikan kecaman Dewan Keaman PBB soal insiden yang terjadi Selasa (29/11/2011) lalu itu.

"Tindakan terburu-buru Dewan Keamanan dalam mengecam aksi mahasiswa itu dilakukan untuk menutup kejahatan yang dilakukan Inggris dan Amerika Serikat sebelumnya," ucap Larijani.

Larijani menyebut serbuan oleh mahasiswa itu karena mereka marah atas tingkah laku pemerintah Inggris. "Kemarahan itu sebagai akibat dari aksi imperialis Inggris di Iran yang sudah berlangsung selama beberapa dekade," ucapnya.

"Ketika insiden itu berlangsung, polisi sudah berusaha keras untuk menjaga keamanan. Namun pertanyaannya adalah mengapa Dewan Keamanan tidak langsung mengecam Inggris pada 1980 ketika sejumlah elemen kontra-revolusioner menyerang Kedutaan Besar Iran di London dan merusak gedung gedung, menewaskan dan melukai sejumlah orang," papar Larijani.

"Majelis menganggap sikap terburu-buru Amerika Serikat dan Inggris serta aksi petualangan mereka dalam hubungan dengan aksi mahasiswa itu sebagai oportunis... untuk memanfaatkan isu tersebut," lanjutnya.

Pernyataan Larijani itu bertentangan dengan sikap Kementerian Luar Negeri yang menyatakan "penyelesalan yang dalam" atas serangan terhadap Kedubes Inggris di Teheran itu.

Republik Islam Iran berkomitmen terhadap protokol hukum dan diplomasi internasional dan akan memenuhi kewajibannya untuk melindungi para diplomat dan kedutaan besar negara asing di Iran.

Kementerian itu menyebut serangan Selasa malam itu sebagai "kelakuan yang tidak bisa diterima" dan berjanji akan menyeliidiki peristiwa itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com