Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Kolombia, Abbas Pulang dengan Tangan Kosong

Kompas.com - 12/10/2011, 09:32 WIB

CARACAS, KOMPAS.com — Presiden Palestina Mahmoud Abbas meninggalkan Kolombia dengan tangan kosong, Selasa (11/10/2011), setelah gagal memperoleh dukungan dari Presiden Juan Manuel Santos bagi upayanya untuk mendapatkan pengakuan negara Palestina di PBB.

"Kami ingin negara Palestina ada. Namun, ini hanya dapat terwujud sebagai hasil pemungutan suara (PBB) atau resolusi. Itu harus menjadi produk perundingan (antara Israel dan Palestina) karena ini adalah satu-satunya cara mencapai perdamaian," kata Presiden Kolombia Santos setelah pertemuan dengan Abbas di Bogota.

Sementara itu, Abbas mengatakan, Palestina siap kembali secepatnya ke meja perundingan setelah pembicaraan dengan Israel terhenti pada September 2010, tak lama setelah diluncurkan kembali. Namun, ia mengulangi tuntutan utama Palestina, yang menyeru Israel menghentikan pembangunan permukiman Yahudi.

Kolombia adalah anggota tak tetap Dewan Keamanan PBB, tempat Abbas memerlukan sedikitnya sembilan suara dari 15 anggota guna memperoleh rekomendasi yang mendukung bagi permintaannya untuk mendapatkan pengakuan negara Palestina sebagai anggota PBB.

Presiden Palestina itu, yang melancarkan kunjungan ke Amerika Latin guna menghimpun dukungan, dilaporkan telah mendarat di Venezuela untuk bertemu dengan Presiden Hugo Chavez.

Pemimpin sayap-kiri Hugo Chavez telah lama memelopori masalah Palestina, dan sebelumnya telah beberapa kali menerima Abbas.

Sebelum bertemu dengan Abbas di istana kepresidenan di Caracas, Chavez menyampaikan kembali dukungannya bagi negara Palestina. Chavez mengatakan, selama 63 tahun rakyat Palestina telah menanggung pelecehan, penyerbuan, pengeboman, agresi, dan banyak resolusi PBB terhadap mereka.

"Saya mengundang seluruh rakyat Venezuela untuk mendukung rakyat Palestina," katanya.

Di Bogota, Santos menawarkan Kolombia untuk menjadi penengah krisis tersebut. Ia menyatakan telah membahas usul itu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton.

Abbas dijadwalkan bertemu Presiden Perancis Nicolas Sarkozy pada Jumat (14/10/2011) di Paris guna membahas upaya Palestina untuk memperoleh pengakuan PBB. Perancis adalah salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Sementara itu, Kuartet Timur Tengah, yang mengusahakan penyelesaian perdamaian di kawasan itu, telah meminta Israel dan Palestina untuk memulai lagi pembicaraan mereka pada 23 Oktober di Jordania, kata seorang pejabat Amerika Serikat, Selasa.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, mengatakan, para utusan AS, Rusia, PBB, dan Uni Eropa telah bertemu pada Minggu (9/10/2011), dan meminta "pertemuan pendahuluan pertama dilakukan oleh kedua pihak itu" pada tanggal tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com