Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Yingluck Menantang Bahaya

Kompas.com - 24/09/2011, 14:42 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com — Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra dan anggota kabinetnya terancam menghadapi masalah hukum. Hal itu terjadi karena mereka melakukan teleconference melalui Skype dengan mantan PM Thaksin Shinawatra, kakak kandung Yingluck, pada Rabu (21/9/2011).

Berdasarkan peraturan Kantor Perdana Menteri tentang kode etik bagi para pemegang jabatan politik yang dikeluarkan pada tahun 2008, para pejabat politik, termasuk PM dan anggota kabinet, dilarang berhubungan atau mendukung para pelanggar hukum atau terlibat aktivitas ilegal seperti menjalankan bisnis judi atau menjual narkoba.

Thaksin ”menghadiri” rapat para menteri dari Partai Puea Thai melalui Skype. ”Para menteri terlihat tidak nyaman di kursi masing-masing saat Thaksin yang bak seorang guru ”menasihati” mereka. Demikian tulis The Bangkok Post, Jumat (23/9/2011).

Pada kesempatan itu, Thaksin mempelajari secara detail rencana kenaikan upah minimum pekerja dan intervensi beras. Menurut The Bangkok Post, saat itu Thaksin mengatakan akan memimpin rapat setiap minggu.

Rapat itu sendiri berlangsung selama dua jam. Hanya para menteri dan deputi menteri Partai Puea Thai yang hadir saat itu. Namun, jumlah mereka cukup banyak karena sebagian besar menteri berasal dari partai pimpinan Yingluck tersebut.

Akibat teleconference itu, Yingluck mendapat hantaman berbagai pihak. ”Kehadiran” Thaksin seperti membenarkan prasangka lawan-lawan Puea Thai bahwa partai itu tidak lebih kepanjangan tangan Thaksin.

”Jelas sudah siapa perdana menteri sebenarnya,” kata tokoh oposisi Jurin Laksanawisit yang menyebut Yingluck sebagai ”boneka”.

”Perdana Menteri (Yingluck) seharusnya menyadari bahwa pemimpin kabinet adalah kepala pemerintahan, bukan kepala keluarga,” lanjutnya.

Langkah yang diambil Yingluck dengan membiarkan ”membuka” kontak dengan Thaksin dinilai cukup berisiko. Apalagi Yingluck tidak memiliki pengalaman politik sebelum ikut pemilu 3 Juli lalu.

”Selama ini Thaksin berperan di balik layar. Sekarang dia memutuskan untuk muncul terang-terangan,” kata Pavin Chachavalpongpun dari Institut Studi Asia Tenggara di Singapura.

”Tetapi dia bergerak terlalu cepat, tergesa-gesa sehingga Yingluck tidak memiliki ruang cukup untuk bernapas,” lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com