Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Operasi Al Qaeda Pakistan Tewas

Kompas.com - 16/09/2011, 09:13 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Pemimpin operasi Al-Qaeda di Pakistan, Abu Hafs al-Shahri, tewas, kata seorang pejabat tinggi AS, Kamis (15/9/2011). Kematian Abu Hafs di sebuah daerah suku Pakistan itu merupakan pukulan lain terhadap kepemimpinan kelompok itu, setelah pembunuhan orang kedua Al-Qaeda, Atiyah abd al-Rahman, bulan lalu.

Abu Hafs tewas di tengah meningkatnya serangan pesawat tak berawak AS setelah pembunuhan pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden, di Pakistan pada Mei. "Telah dikonfirmasi bahwa pemimpin operasi Al-Qaeda Pakistan, Abu Hafs al-Shahri, tewas pada pekan ini di Waziristan, Pakistan," kata pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu. "Kematian Abu Hafs menghilangkan ancaman utama di dalam wilayah Pakistan, dimana ia bekerja sama secara erat dengan Tehrik-e Taliban Pakistan untuk melakukan serangan-serangan terkoordinasi," tambahnya.

Sejumlah pejabat keamanan di Pakistan mengatakan kepada AFP pekan ini, serangan pesawat tak berawak AS menewaskan sedikitnya empat militan di Waziristan Utara. Tidak jelas apakah Abu Hafs tewas dalam serangan Minggu itu. Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan lebih dari 20 serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei. Penyerbuan AS terhadap tempat Osama itu telah membuat malu dan marah militer Pakistan dan menambah ketegangan antara kedua negara tersebut.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror. Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afganistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.

AS pada 2010 menggandakan serangan rudal di kawasan suku Pakistan, dan lebih dari 670 orang tewas dalam sekitar 100 serangan sepanjang tahun itu. Pada 2009, 45 serangan semacam itu menewaskan 420 orang, menurut hitungan AFP.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaeda di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan. Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afganistan.

AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Al-Qaida dan salah satu tempat paling berbahaya di bumi. Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan. Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com