Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim Bawa Bom, Bapak Sandera Putrinya

Kompas.com - 06/09/2011, 13:41 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com - Polisi Australia mengepung sebuah gedung di Sydney, tempat terjadinya drama penyanderaan, Selasa (6/9/2011). Mengklaim membawa bom, seorang lelaki berusia sekitar 50 tahun menyandera putrinya di dalam sebuah kantor pengacara yang terletak di gedung itu.

Menurut Asisten Komisaris Kepolisian Denis Clifford, penyadera mengajukan sejumlah tuntutan. Namun Clifford menolak mengungkap tuntutan apa saja yang diajukan pelaku. Polisi juga tidak mengungkap identitas pelaku dan korban.

Para penghuni lain gedung tersebut, juga gedung-gedung di sekitarnya sudah dievakuasi. Polisi bersenjata otomatis terlihat memasuki gedung tersebut.

"Kami sedang membicarakan soal tuntutan itu dengan pelaku. Dan kami berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan solusi damai. Bahwa dia berada di sana dan mengajukan ancaman, jgua menjadi perhatian kami," papar Clifford.

Dalam tayangan televisi tampak seorang lelaki berada di balik jendela di lantai dua gedung. Lelaki itu tidak mengenakan kemeja, tetapi mengenakan wig seperti yang biasa dipakai para hakim dan pengcara di pengadilan Australia.

Lelaki itu kemudian memecahkan kaca jendela dengan sebuah botol. Setelah itu dia berteriak dari lubang itu lalu menjatuhkan botol tersebut, juga telepon yang masih berkabel.

Menurut Clifford, sandera yang diperkirakan remaja putri berusia belasan tahun terlihat sehat. "Kami percaya tidak ada ancaman terhadap anak itu. Tetapi kami berusaha mengupayakan agar dia dilepas," kata Clifford.

"Yang menjadi perhatian kami adalah adanya situasi ketika ada seseorang membawa tas ransel, yang kami tidak tahu isinya. jadi kami berasumsi yang dia katakan benar (bom)," jelas Clifford.

Menurut resepsionis gedung kantor pengacara itu, Betty Hor, lelaki itu mendatangi resepsionis dan menanyakan satu nama yang tidak dikenalnya. Lelaki itu sempat naik ke lantai dua, lalu turun lagi dan mengulangi permintaannya. Hor kembali memberi jawaban yang sama.

Lelaki itu kemudian membanting buku di mejanya dan memintanya menelepon seseorang dan kantor kejaksaan. "Bilang pada mereka ada bom di ransel saya," Hor menirukan lelaki itu.

Hor menelepon polisi ketika lelaki itu naik ke kantor salah satu pengacara dengan seorang yang memanggilnya "ayah".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com