MANILA, KOMPAS.com — Pemerintah Filipina menyerahkan kepada forum perdamaian baik dari pihak Pemerintah Filipina maupun Front Pembebasan Islam Moro (MILF) tentang bagaimana berurusan dengan mantan komandan kelompok pemberontak yang diduga mengancam untuk menyabot proses perdamaian dengan melancarkan serangan setelah Ramadhan.
"Saya pikir itu adalah sesuatu yang harus ditangani oleh MILF saat ini. Saya akan menyerahkan masalah ini ke panel kami dan Sekretaris (Teresita) Deles (dari Kantor Penasihat Presiden tentang Proses Perdamaian) mengenai bagaimana kita akan merespons dengan jelas dalam pernyataan, pada kasus jika ancaman itu benar," kata Deputi Juru Bicara Presiden Abigail Valte, Senin (29/8/2011).
Angkatan Bersenjata Filipina telah memasang rintangan jalan di sepanjang jalan utama di Filipina selatan untuk mencegah eskalasi kekerasan, yang dapat dilakukan oleh komandan MILF nakal Ameril Umbra Kato dan Pejuang Pembebasan Islam Bangsa Moro (BIFF) setelah Ramadhan berakhir pada Selasa.
Kato dan kelompoknya memisahkan diri dengan memimpin MILF yang dipimpin Al Haj Murad Ebrahim setelah menanggalkan seruan-seruan untuk sebuah negara Islam independen.
MILF, yang memiliki perundingan perdamaian yang sedang berlangsung dengan pemerintah, sekarang menuntut status negara bagian atas wilayah yang diinginkan.