Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanda Dilanda Wabah Nyamuk

Kompas.com - 05/08/2011, 10:43 WIB

GENANGAN air, suhu udara antara 16-22 derajat Celsius. Ini sangat ideal. Sepuluh hari cukup untuk melipat gandakan nyamuk dari 1 menjadi 300 ekor.

Biasanya di Belanda pada bulan Juli, udaranya panas dan matahari bersinar. Namun tahun ini tidak. Curah hujan rata-rata di bulan Juli adalah 140 mm, tahun ini dua kali lipat. Juli 2011 menduduki peringkat ke-enam bulan terbasah dalam 100 tahun belakangan.

Walaupun banyak petani gembira karena hujan yang dinanti-nantikan tiba, sehingga panen mereka bisa selamat, ada pula sisi negatif. Pieter Verdonschot, pakar air tawar Lembaga Penelitian Alterra, memperingatkan Belanda akan mengalami ledakan nyamuk.

Akibat hujan turun terus-menerus, maka pot tanaman dan pot bunga serta tempat minum burung di kebun dan semua wadah tergenang air. Sementara itu suhu udara meningkat dan banyak orang Belanda sedang menikmati liburan musim panas. Mereka tidak di rumah, jadi tidak ada yang mengeringkannya. Nah, tersedialah sarang ideal bagi nyamuk.

“Nyamuk hanya butuh 10 hari untuk berkembang dari telur hingga nyamuk dewasa. Satu nyamuk menghasilkan 300 telur. Artinya dari 1 nyamuk, 10 hari kemudian menjadi 300. Jika dikalikan dengan jumlah hari dalam sebulan, maka terjadilah ekspolsi nyamuk”, jelas Verdonschot seperti dikutip Radio Nederland, Rabu (3/8/2011).

Verdonschot memperingatkan agar Belanda bersiap-siap diserang wabah nyamuk. Ia menyebutnya sebagai wabah, bukan berdasarkan jumlah, melainkan luas wilayah. Ledakan jumlah nyamuk tidak terbatas di beberapa tempat. Menurutnya, minggu-minggu mendatang  seluruh Belanda akan diserang nyamuk.

Nyamuk menjadi aktif setelah menetas. Dia siap mencari mangsanya. Hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Ia menyarankan, “Keringkan semua tempat air menggenang, karena itu memutus siklus perkembangbiakan nyamuk. Nyamuk  tidak tahan kering”.

Bandingkan dengan Indonesia

Gangguan nyamuk di negara-negara tropis lebih gawat daripada di Belanda  selama musim panas, karena bisa berkembang lebih cepat. Walau demikian di Belanda klambu pun bisa dibeli untuk melindungi diri dari serangan nyamuk. Cara lain adalah dengan mengoles dengan obat anti nyamuk yang mengandung deet. Menurut Verdonschot penggunaan anti nyamuk itu secara ekologis bisa dipertanggungjawabkan, karena terurai. Beda dari DDT.

Perbedaan terbesar antara nyamuk di Indonesia dengan nyamuk Belanda adalah, di negara-negara tropis terdapat nyamuk penyebar penyakit. Misalnya malaria dan demam berdarah. Nyamuk dari negara-negara tropis memang ada yang sampai di Belanda.

Berbagai tanaman hias yang di jual di Belanda diimpor dari negara-negara tropis. Telur nyamuk ikut dengan bambu hias dari negara tropis ke Belanda. Jenis-jenis nyamuk ini tidak bisa bertahan hidup di Belanda yang beriklim dingin.

Tanaman hias dari negara-negara tropis dipelihara di rumah-rumah kaca. Setelah menetas nyamuk-nyamuk itu berterbangan di dalam rumah kaca. Hal ini harus diwaspadai, jangan sampai lolos. Hingga kini Belanda bebas nyamuk pembawa penyakit. Namun risiko tetap ada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com