Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beijing-Shanghai Hanya 5 Jam

Kompas.com - 03/08/2011, 09:33 WIB

BEIJING, KOMPAS.com- Di tengah menguatnya sentimen negatif terhadap jaringan kereta cepat China paska bertabrakan, terungkap pembangunan jaringan kereta cepat China akan mencapai 13.000 kilometer di tahun 2011 ini saja. Atau setara Jakarta-Surabaya bolak-balik 17 kali.

Bahkan, sebagaimana dikutip dari kantor berita Associated Press, Rabu (3/8/2011), pada tahun 2020 akan terbangun 16.000 km jaringan rel kereta cepat. Itu menjadi bagian dari pembangunan infrastruktur besar-besaran berupa jalan tol, bandara, dan pekerjaan umum lainnya.

Bertepatan dengan ulang tahun ke-90 Partai Komunis China, pada Senin (13/6/2011) misalnya, China mulai mengoperasikan kereta api barunya. CRH380A, kereta api cepat produksi China itu menghubungkan Beijing dan Shanghai (1.318 kilometer) kurang dari lima jam, di mana rangkaian kereta sebelumnya menempuhnya dalam 11 jam.

Dua zona ekonomi utama China, yakni Bohai dan Delta Sungai Yangtze dihubungkan dengan jaringan kereta api cepat tersebut. Dan harapannya, kereta api cepat akan melejitkan pertumbuhan ekonomi dua kawasan. Untuk lima jam perjalanan, dibandrol tiket antara 410 yuan (Rp 543.000) dan 1.740 yuan (Rp 2,3 juta). Sebanyak 220.000 penumpang per hari diperkirakan menaikinya.

Dikutip dari kantor berita Xinhua, Wakil Menteri Perkeretaapian China Hu Yadong di Beijing menegaskan, pembukaan jalur supercepat Beijing-Shanghai ini menjadi awal investasi besar-besaran di moda transportasi kereta api.

Meski demikian, Ekonom dari Standard Chartered Stephen Green mengatakan, Kementerian Perkeretaapian China boleh jadi tak mengumpulkan cukup pendapatan untuk membayar utang mereka.

China memang telah melaporkan utang senilai 300 miliar dollar Amerika. Utang yang terlampau tinggi dikhawatirkan menjadi tanggungan para wajib pajak di negara itu.

Namun setelah tragedi 23 Juli dengan korban 40 orang tewas, belum lagi ada sorotan terhadap tingginya nilai utang untuk pembangunan jaringan kereta super cepat itu, pemerintah China menjanjikan perlambatan pembangunan infrastruktur di China.

Persoalannya lagi, ditengah janji Partai Komunis China untuk melambatkan pembangunan infrastruktur, di sisi lain, pemimpin daerah terus mengenjot pertumbuhan di tengah masih derasnya arus investasi. Sebab, pembangunan mempertontonkan keberhasilan sang pemimpin yang berpotensi melejitkan karir mereka.

Menurut Kenneth Jarrett, Chairman for Greater China for consulting firm APCO Worldwide, sebenarnya ini saatnya bagi Partai Komunis China untuk mengingatkan pemimpin daerah. Berikan masukan ke pemimpin daerah, bahwa lebih baik membangun dengan cerdas ketimbang sekedar cepat-cepatan, ujar Jarrett.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com