Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Perempuan Somalia Diculik

Kompas.com - 22/07/2011, 11:00 WIB

NAIROBI, KOMPAS.com — Menteri baru urusan perempuan Somalia diculik oleh gerilyawan 30 kilometer di luar ibu kota negeri itu, Mogadishu, tak lama setelah penunjukannya diumumkan, kata seorang kerabatnya, Kamis (21/7/2011).

Asha Osman Aqil diculik di satu daerah yang dikuasai oleh gerilyawan ash Shabaab, Rabu larut malam, setelah pemerintah rapuh di negeri tersebut mengumumkan kabinet barunya.

"Asha sekarang diinterogasi di Balad oleh ash Shabaab," kata seorang kerabatnya yang tak ingin disebutkan jatidirinya karena khawatir ia akan diserang oleh gerilyawan.

"Ia memberi tahu mereka bahwa ia mengetahui pencalonannya dan belum menghubungi pemerintah sama sekali dan belum menerima jabatan itu," katanya.

Asha diculik saat dalam perjalanan untuk menerima jabatannya oleh gerombolan, kata tetua suku Ahmed Sheikh Mohamed. "Sayang, ia berada di tangan orang yang salah dan kami berdoa semoga ia dibebaskan," kata seorang anggota parlemen yang tak ingin disebutkan jatidirinya.

Ahsa, satu-satunya perempuan di dalam pemerintah baru Perdana Menteri Abdiwali Mohamed Ali, sedang dalam perjalanan ke Mogadishu untuk menghadiri pertemuan pertamanya di kabinet. Ia naik mobil saat diculik.

Sebelum penunjukannya secara tiba-tiba untuk memangku jabatan menteri, Asha adalah pegiat hak asasi perempuan yang bersuara lantang. Asha menjanda setelah suaminya diculik dan dibunuh oleh beberapa pria bersenjata yang diduga sebagai gerilyawan tiga tahun lalu.

Gerilyawan dan pemerintah belum mengeluarkan komentar.

Ash Shabaab sering kali menjadikan menteri pemerintah sebagai sasaran serangan dan membunuh Menteri Dalam Negeri Abdi Shakur Sheikh Hassan dalam satu serangan bom bunuh diri pada Juni. Somalia tak memiliki pemerintah yang berfungsi sejak tergulingnya Mohamed Siad Barre pada 1991.

PBB, yang pada Rabu (20/7/2011) mengumumkan kelaparan di dua wilayah yang dikuasai gerilyawan di Somalia, pada Kamis menyatakan badan dunia itu akan melanjutkan operasi menerbangkan dan mengirim bantuan ke Mogadishu dalam waktu beberapa hari.

Sementara itu, beberapa pengamat regional menuding konflik yang berlanjut sebagai pangkal bencana di negeri tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com