Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Maunya Barat soal Khadafy?

Kompas.com - 24/03/2011, 09:54 WIB

Oleh: Musthafa Abd Rahman

SETELAH Operasi Fajar Odyssey berlangsung empat hari, Moammar Khadafy tiba-tiba muncul di kediamannya di Bab al-Aziziya, Tripoli, Selasa (22/3) malam. Dia berjanji akan melanjutkan perlawanan terhadap pasukan koalisi hingga dia meraih kemenangan, bukan sebaliknya.

Operasi Fajar Odyssey yang sudah membombardir mesin militer belum membuat Khadafy bertekuk lutut. Layak jika muncul pertanyaan, sampai kapan Khadafy mampu bertahan? Apakah Barat akan membiarkan Khadafy bertahan? Apakah Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1973 yang bertujuan melindungi warga sipil Libya dari amukan Khadafy bisa pula dijadikan alasan untuk membunuh Khadafy?

Di berbagai stasiun televisi Arab sering digelar dialog yang menghadirkan kubu yang pro dan kontra-Khadafy. Kubu kontra-Khadafy mengatakan, resolusi Dewan Keamanan PBB mengizinkan koalisi membunuh Khadafy jika dilihat sebagai keharusan dengan alasan melindungi warga sipil Libya.

Sebab, apabila Khadafy dibiarkan berkuasa lebih lama, hal itu tidak hanya akan membahayakan rakyat, tetapi juga negara tetangga dan bahkan masyarakat internasional. Dikhawatirkan, Khadafy pasti akan kembali melakukan pekerjaan lama, yakni melakukan atau mendukung terorisme seperti pada era 1970-an dan 1980-an.

Kubu pro-Khadafy menyebutkan, serangan udara koalisi telah melampaui batas mandat resolusi. Debat soal resolusi tampaknya tidak akan pernah selesai karena setiap kubu lebih menonjolkan aspek politik ketimbang sisi hukum.

Namun, atmosfer politik di dalam negeri Libya, regional Arab, dan internasional secara umum sepakat rezim Khadafy harus tumbang. Jika bisa lebih cepat, tentu lebih baik.

Pengalaman Kompas berada di kota Benghazi dan Libya timur beberapa waktu lalu menyimpulkan, rakyat menginginkan perubahan. Di tingkat regional, Liga Arab dan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) meminta segera diberlakukan zona larangan terbang.

Dua negara Arab, Qatar dan Uni Emirat Arab, kini terlibat aktif dalam operasi penegakan zona larangan terbang di angkasa Libya. Ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah modern Arab.

Di tingkat akar rumput sudah jelas dunia Arab kini diterpa gelombang revolusi yang menginginkan perubahan. Khadafy tidak luput dari terpaan gelombang revolusi itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com