Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dihujam "Frosbite", Dody Gapai Aconcagua

Kompas.com - 22/02/2011, 19:04 WIB

MENDOZA, KOMPAS.com - Meski sempat dihantui frosbite (radang beku) pada jari-jarinya, Dody Johanjaya, anggota Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI), Kamis (17/2/2011), pukul 14.00 waktu setempat, berhasil mencapai Puncak Aconcagua (6.962 m), Argentina. Ekspedisi kali ini terbilang prestisius karena pencapaiannya hanya ditemani seorang pemandu lokal di tengah cuaca Aconcagua yang ekstrem.

Keberhasilan itu juga semakin menegaskan dirinya sebagai pendaki solo Indonesia pertama yang akan menyelesaikan "proyek" The Seven Summit atau Puncak Tujuh Benua. Hingga saat ini, Dody telah berhasil mencapai empat puncak, yaitu Carstensz Pyramid di Papua, Australasia (1995), Kilimanjaro di Tanzania, Afrika (2007), Elbrus di Rusia, Eropa (2010), serta Aconcagua di Argentina, Amerika Selatan (2011).

Melalui email yang dikirimkan ke Kompas.com, Selasa (22/2/2011), Dody memulai ekspedisinya ke Aconcagua pada akhir Januari 2011 lalu. Ia bergabung dengan Tim Adventure Consultant, sebuah biro perjalanan khusus pendakian gunung asal Selandia Baru.

Tim tersebut terdiri dari 11 pendaki mancanegara dan dengan tiga pemandu gunung berpengalaman sebagai konsultan pendakian. Para pendaki itu juga memiliki tujuan sama, yaitu mendaki Puncak Tujuh Benua.

Rute pendakian

Seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (19/2/2011), setiba di Buenos Aries, Argentina, akhir Januari lalu, Dody langsung menuju Pantinentes (2.650 m). Rute pendakian dipilihnya melalui Lembah Vacas-Casa de Piedra menuju base camp Plaza Argentina. Rute itu bukan rute normal, dan terbilang sulit.

Selepas dari Plaza Argentina, Dody bergerak ke Camp 1, Camp 2, dan Camp 3 atau Camp Cholera. Dari Camp 3 itulah Dody melakukan summit attack (pendakian ke puncak). Namun, menurut penuturannya, hal itu sulit dilakukan karena menjelang akhir musim pendakian cuaca mulai memburuk.

"Angin kencang dan hujan salju mendera setiap hari. Bahkan, suhu mencapai minus 20 derajat," tutur Dody.

Bukan hanya suhu yang menghujam aral merintanginya untuk "menaklukkan" Aconcagua. Ancaman salju dan batuan yang runtuh sepanjang perjalanan, serta tipisnya oksigen di ketinggian 5.000-6.000 meter di atas permukaan laut yang kerap menyebabkan munculnya Acute Mountain Sickness atau AMS. Penyakit gunung ini kerap menyerang pendaki.

Puncak dan frosbite

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com