Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

80.000 Buruh Garmen Kamboja Mogok

Kompas.com - 13/09/2010, 15:35 WIB

PHNOM PENH, KOMPAS.com — Aktivis buruh Kamboja, Moeun Tola, dan ribuan pekerja garmen Kamboja, Senin (13/9/2010), memulai mogok lima hari untuk menuntut kenaikan upah. Aksi ini dinilai mendapat inspirasi dari aksi buruh China baru-baru ini dan mungkin akan meluas ke pabrik-pabrik lain di Asia yang memasok dunia dengan barang-barang berbiaya murah.

Moeun Tola menyalahkan Gap Inc, Nike Inc, dan perusahaan-perusahaan besar Barat lainnya yang menekan para buruh dengan upah yang rendah. Di Banglades, ribuan pekerja tekstil yang menuntut kenaikan upah menjadi 72 dollar sebulan dari 43 dollar terlibat bentrokan dengan polisi pada bulan lalu dan paling tidak 500 orang cedera. Di Vietnam, ribuan pekerja mogok pada bulan April di sebuah pabrik sepatu milik Taiwan.

Di Kamboja, para aktivis seperti Moeun Tola mengatakan bahwa Gap, Nike, Wal-Mart Stores Inc, dan perusahaan-perusahaan besar lainnya memiliki tanggung jawab sosial, jadi mereka harus ditekan lebih keras di Kamboja untuk membayar sedikitnya 50 dollar per bulan. "Perusahaan-perusahaan besar seperti Nike, Adidas, dan Wal-Mart memiliki satu peraturan ketika mereka beroperasi di Kamboja dan dapat meyakinkan bahwa tidak ada para pekerja melanggar atau menerima upah kecil dan mereka memiliki kontrak lebih lama ketimbang hanya beberapa bulan," katanya.

Coalition of Cambodian Apparel Workers Democratic Union, yang mewakili sekitar 40.000 buruh, memperkirakan sekitar 80.000 buruh akan melakukan mogok untuk menuntut kenaikan upah menjadi 93 dollar per bulan, 50 persen naik dari 61 dollar yang disetujui Juli berdasarkan perjanjian empat tahun antara pemerintah dan beberapa serikat buruh. Itu naik dari upah bulan sebelumnya sebesar 56 dollar.

Chheng Chanvy (25) berkemah di sebuah tenda selama beberapa hari di luar sebuah pabrik di Phnom Penh untuk memprotes upah bulanan yang diterimanya sebesar 50 dollar dari perushaaan milik China, San Lei Fung Garment & Woolen Knitting Factory Ltd. Ia mengatakan, para buruh tidak lagi dibayar berdasarkan upah setiap bulan, tetapi berdasarkan jumlah yang mereka produksi. "Kami tidak mendapat gaji. Kami dibayar berdasarkan jumlah yang kami kerjakan, yaitu antara 50 sampai 90 dollar sebulan," kata Chheng Chanvy. "Ini tidak mencukupi," katanya.

Para buruh Kamboja membutuhkan paling tidak 71,99 dollar per bulan untuk kebutuhan hidup, kata studi Institut Pembangunan Kamboja. Sekitar 57 dollar diperlukan untuk kebutuhan pokok dan 15 dollar sisanya untuk kepentingan lainnya, katanya.

Namun, Ken Loo dari Asosiasi Pabrik Garmen Kamboja mengatakan, upah itu adil dan sebagian besar pekerja puas. "Ini tidak dikeluhkan oleh mayoritas buruh," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com