Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamboja Deportasi 20 Pengungsi Uighur

Kompas.com - 19/12/2009, 02:26 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Pemerintah Kamboja mendeportasi 20 warga Muslim Uighur yang melarikan diri pada Juli lalu karena kerusuhan di Xinjiang kembali ke China. Kelompok pengungsi tersebut, Jumat telah dibawa ke bandara Phnom Penh untuk berangkat ke Shanghai dengan pesawat.

"Ada pesawat yang siap untuk membawa mereka pergi. Kami sudah menerima informasi itu dari sumber-sumber lokal di Kamboja," kata Henryk Szadziewski dari Proyek Hak Asasi Manusia Uighur di Washington.

Ketua Komisi Amerika Serikat Kebebasan Beragama Internasional, Leonard Leo menilai apa yang dilakukan pemerintah China adalah pelanggaran memalukan terhadap hukum internasional. Pemerintah China telah menggunakan kekerasan untuk mengatasi perbedaan di negaranya sehingga mengakibatkan umat Islam marah.

Kelompok pengungsi yang ditangani Komisi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) melarikan diri setelah kerusuhan mematikan di barat laut wilayah Xinjiang Juli lalu dan kehadiran mereka di Phnom Penh ini pertama kali diumumkan dua minggu lalu.

Bentrokan antara warga Muslim dari Uighur di Xinjiang dengan mayoritas kelompok etnis Han mengakibatkan 197 orang tewas dan lebih dari 1.600 terluka. Amnesty Internasional mendesak Kamboja awal pekan ini untuk tidak mendeportasi mereka yang menjadi pengungsi PBB di Kamboja.

Kelompok hak banding muncul setelah China memperingatkan pada Selasa lalu bahwa program pengungsi PBB tidak boleh menjadi surga bagi penjahat. China mengatakan 22 warga Uighur, termasuk tiga anak-anak, terlibat dalam kegiatan kriminal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com