Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peredaran Obat Palsu Meningkat di Uni Eropa

Kompas.com - 07/12/2009, 11:31 WIB

BERLIN, KOMPAS.com — Obat palsu menyerbu Uni Eropa (UE). Gunter Verheugen, komisaris industri UE mengatakan, perdagangan obat palsu di wilayah itu melewati ambang kekhawatiran terburuk.

Kepada Harian Jerman, Diel Welt, Senin (7/12), Verheugen mengungkapkan, hanya dalam waktu dua bulan UE telah menyita 34 juta tablet obat palsu, termasuk antibiotik, obat kanker, dan viagra. Verheugen mengatakan, Komisi Eropa sangat prihatin dengan situasi itu dan berharap UE akan melakukan tindakan guna memerangi ancaman dari bahan farmasi palsu.

"Jumlah obat palsu yang tiba di Eropa terus naik. Komisi Eropa sangat khawatir. Dalam waktu hanya dua bulan, UE menyita 34 juta tablet obat palsu di tempat bea cukai di semua negara anggota. Ini melampaui batas kekhawatiran terburuk," katanya.

Obat palsu lain yang disita meliputi obat antimalaria, analgesik, dan obat antikolesterol. Laporan UE Juli lalu menyatakan banyak obat palsu yang disita pada 2008 berasal dari India.

Verheugen mengatakan, pembuat obat palsu mesti diperlakukan sebagai pelanggar kejahatan serius dan dihukum berat. "Setiap obat palsu adalah potensi pembunuh. Bahkan, ketika satu obat hanya berisi bahan yang tidak efektif, ini dapat membuat orang menemui ajal karena mereka mengira mereka sedang memerangi penyakit mereka dengan obat sesungguhnya," kata Verheugen.

"Saya berharap UE akan sepakat pada 2010 bahwa perjalanan obat dari pabrik ke pedagang mesti diperiksa secara teliti. Juga akan dibuat tanda antipemalsuan di segel, terutama daftar isi dan kemasan, untuk memperlihatkan dengan jelas apakah satu paket telah dibuka," katanya.

Pada Juni, para menteri kesehatan UE memberikan sambutan hangat bagi usul hukum yang ditujukan untuk menghentikan obat palsu memasuki rangkaian pasokan resmi. Rencana tersebut meliputi lebih banyak tindakan keamanan pada pengemasan, termasuk daftar isi, segel, dan hologram, serta pemantauan yang lebih ketat terhadap pemasok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com