Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waduh... Jika Menangis Tianna Bisa Meninggal

Kompas.com - 10/11/2009, 10:23 WIB

LONDON, KOMPAS.com — Sepintas tak ada yang berbeda dengan Tianna Lewis McHugh. Layaknya bocah berusia dua tahun, dia senang bermain dan tertawa. Namun, jangan sampai Tianna menangis mengingat akibatnya yang sangat fatal. Dia bisa meninggal jika menangis.

Sebenarnya wajar jika seorang balita menangis, tapi tidak dengan Tianna. Dia menderita reflex anoxic seizure (RAS), yaitu hanya dengan menangis bisa memicu kematiannya. Saat mengalaminya, kulit Tianna berubah menjadi putih, tubuhnya mengeras, jantungnya berhenti berdetak, dan berhenti bernapas.

Orangtua Tianna, Ceri Lewis dan Andy McHugh, harus berjuang setiap hari agar putrinya tidak menangis. Ibu Tianna, Ceri (23), histeris ketika mengetahui kondisi putrinya untuk pertama kalinya.

“Saya mengangkatnya dari kursi tinggi miliknya dan meletakkannya di lantai. Dia menangis beberapa detik lalu terlihat seperti meninggal,” kenang Ceri.

Menurut wanita yang tinggal di kawasan Wrexham, North Wales, ini, putrinya berubah putih keabu-abuan seperti mayat, bibir dan matanya berwarna biru. Tak hanya itu, bola mata Tianna membelalak dan berputar ke arah belakang.

“Saat serangan terjadi, dia berhenti bernapas dan terlihat seperti telah meninggal. Badannya kaku dan punggungnya melengkung. Saat itu saya mengira dia telah meninggal,” kata Ceri yang berprofesi sebagai resepsionis hotel ini.

Ayah Tianna, Andy (30), bergegas pulang ketika mendengar kondisi kritis yang dialami putrinya. Andy mencoba memberikan napas buatan melalui hidung dan mulut Tianna.

“Setelah lima atau enam tiupan, dia bisa menghela napas panjang. Air mata terlihat keluar dari bola matanya,” ujar Andy.

Tianna pun segera dilarikan ke unit gawat darurat di Rumah Sakit Wrexham Maelor. Sayang, tim dokter yang menanganinya saat itu gagal mencari penyebab penyakit aneh yang dialami Tianna.

Empat malam berikutnya, serangan yang sama kembali menimpa Tianna. Kali ini jangka waktunya lebih lama, dua jam. Tianna harus berjuang melawan maut sendirian. Beruntung, orangtuanya sangat sigap. Mereka segera membawa putrinya ke rumah sakit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com